Dalam diri manusia terdapat penghalang atau hijab untuk sampai kepada tingkatan yang tinggi yaitu dekat dengan Allah sebagai penciptanya. Hal ini terjadi karena banyak rintangan dan ujian yang dihadapi oleh manusia baik dari faktor internal misalnya keinginan yang berlebihan dalam bersikap dan berprilaku yang dimotori oleh nafsunya juga dari faktor internal yaitu pengaruh lingkungan atau dari bisikan setan.
Dalam kitab Mausu’ah Al-Kisanzan mengutip pendapat Imam Sahal bin Abdillah al-Tusturi, ia pernah mengungkapkan bahwa dalam diri manusia terdapat tujuh penghalang (hijab) antara dirinya dan Tuhan.
Pertama, Akal. Berkat akal manusia terlalu menyibukkan diri dalam mengatur urusan dunia yang berupa harta, tahta, dan wanita,sehingga seringkali ia lupa akan kewajiban yang berkaitan dengan Allah SWT.
Kedua, ilmu yang dimiliki seringkali menjadikan seseorang merasa bangga, merasa lebih pintar, lebih hebat terhadap teman maupun lawan, sehingga hal ini menjadikan dirinya hina dihadapan Allah dan makhluk-Nya.
Ketiga, hati manusia seringkali lupa kepada penciptannya sehingga hati memerintahkan kepada seluruh badan untuk melaksanakan sesuatu bukan karena Allah tetapi untuk tujuan hal lainnya.
Keempat, rasa takut yang ada pada dirinya menjadikan dirinya tak berkutik, selalu dirudung kekhawatiran sehingga ia tak berbuat apapun. Sungguh hal ini sangat merugikan dirinya sendiri.
Keliama, nafsu yang ada pada dirinya menjadi faktor utama seseorang menjadi gagal dalam hidupnya, terutama bila nafsu selalu menguasai dirinya tanpa adanya perlawanan. Cara melawannya dengan tak mengikuti segala bisikannya serta tak terkech tipu manisnya.
Keenam, keingingan atau cita-cita yang tinggi akan urusan dunia akan mengalahkan segala-galanya, berapa banyak orang rela bunuh membunuh gara-gara urusan wanita atau harta.
Ketujuh, kehendak diri untuk selalu melakukan hal yang berdosa dan berdampak buruk bagi dirinya karena pada prinsipnya surga atau kedudukan yang mulia harus melakukan hal yang tak enak, disaat orang sedang tidur, ia harus bangun untuk shalat. Disaat orang-orang makan enak ia malah berpuasa. Berbeda dengan amalan yang menjadikan kita hina sangat mudah dan tak terasa berat karena ia merasa menikmatinya dan selalu dimotivasi nafsu dan setan sehingga selalu terasa manis dan indah.
Dari penjelasan ini, tujuh penghalang ini sebaiknya dihindari dengan cara selalu belajar dan berusaha dengan maksimal serta tak mengikuti ajakan dari hawa nafsu yang menjadikan kehidupan kita nanti menjadi tak bermutu dan lesu.