BANDUNG, ISLAMI.CO – Jelang peringatan Hari Santri tahun 2023, Direktur Jendral Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdhani tekankan pentingnya menggaungkan kebaikan yang dilakukan oleh pesantren.
“Karena selama ini kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh pesantren hanya berada di ruang sunyi,” ujarnya dalam pembukaan kegiatan “Kopdar Pengelola Media Pesantren untuk Penguatan Moderasi Beragama”, Sabtu (16/09/2023) kemarin.
Menurut sosok yang akrab disapa ‘Kang Dhani’ ini, hal tersebut penting untuk dilakukan. Sebab, seringkali pesantren dicitrakan buruk karena beberapa kejadian yang tidak disukai oleh masyarakat. Padahal, kebaikan yang dilakukan oleh pesantren jauh lebih banyak.
Hal itu merupakan akibat dari kurangnya upaya menggaungkan kebaikan pesantren kepada masyarakat. Sebaliknya, masyarakat lebih sering disuguhi dengan sisi buruk pesantren.
Pada akhirnya, sisi buruk pesantren itu menjadi perbincangan luas di ruang publik dan membentuk persepsi masyarakat terhadap pesantren. Sebaliknya, kebaikan yang dilakukan oleh pesantren justru menjadi tertutup oleh keburukan itu.
“Getaran Hari Santri 2023 harus lebih besar dirasakan masyarakat luas. Pesantren yang biasanya dapat image buruk harus kita bantah dengan menampilkan prestasi-prestasinya,” tegas Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung itu.
Menggaungkan kebaikan di sini bukan ditujukan untuk pamer, melainkan agar orang lain juga mengetahui. Apalagi jika suatu kebaikan itu sifatnya wajib, seperti shalat, puasa, zakat, hingga haji. Adapun kebaikan yang sifatnya sunnah, tidak harus ditunjukkan ke orang lain.
Pada momen yang sama, Plt. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pontren, Waryono Abdul Ghofur, berharap peringatan Hari Santri terus digaungkan agar lebih banyak publik yang mengetahuinya.
Dengan lebih banyak publik yang mengetahui, maka akan lebih banyak yang ikut menyemarakkan peringatan Hari Santri.
Selain itu, dalam kaitannya dengan tahun politik mendatang, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini berharap agar santri turut menjaga perdamaian dalam negeri. Mengingat potensi perpecahan yang tinggi pada saat pesta demokrasi.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Agama, Muhammad Nuruzzaman menekankan, di era digital seperti saat ini, para santri perlu dibekali keilmuan-keilmuan yang terkait dengan dunia digital. Sehingga, mereka mampu bersaing dan memenuhi dunia digital dengan konten-konten yang berkualitas.
“Kalau ada puluhan atau ratusan santri yang kita beri afirmasi untuk mengikuti pelatihan digital, maka akan lahir talenta-talenta digital dari kalangan santri yang akan berkontribusi bagi Negeri,” tutur penulis buku “Radikalisme di Media Sosial” ini.
Jelang Hari Santri 2023, Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menyelenggarakan kegiatan “Kopdar Pengelola Media Pesantren untuk Penguatan Moderasi Beragama”. Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan pengelola media kepesantrenan yang tersebar di Jawa dan Bali. Turut diundang perwakilan dari Pusat Studi Pesantren. [NH]