Memasuki musim haji tahun ini jamaah haji masih didominasi oleh para lanjut usia. Rilis dari Kemenag rata-rata usia jamaah haji Indonesia adalah 55 tahun. Usia yang terbilang lanjut untuk beraktivitas selama di tanah suci, dampaknya jamaah haji rentan terserang kelelahan dan dehidrasi mengingat suhu di sana yang lebih panas dibanding di Indonesia.
Haji adalah rukun Islam dan hukumnya wajib bagi yang mampu secara ekonomi maupun fisik.
“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,” (QS. Al-Hajj : 27)
“Ah, tapi saya belum terpanggil.”
Kadang akan kita temui jawaban seperti itu. Terutama mereka yang masih muda dan sedang intens mengejar karir. Padahal syarat untuk menjalankan ibadah haji sebenarnya sudah terpenuhi.
Logikanya ketika haji itu bagian dari rukun Islam dan syarat untuk menjalankannya sudah terpenuhi maka itulah panggilan yang harus kita laksanakan. Bagi mereka yang kurang memenuhi syarat secara finansial barulah diberi jalur khusus dan itu menjadi rahasia Allah.
Bagi seorang muslim wajib berusaha bagaimana caranya supaya bisa berangkat menunaikan ibadah haji, tentu saja dengan cara yang baik, halal dan sesuai dengan syariat. Banyak sekali cara untuk mewujudkannya. Apalah artinya berdoa supaya segera diberangkatkan haji tanpa ada upaya ke arah sana.
Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan menabung, seberapa besarpun uang yang kita dapat, sisihkanlah. Banyak cerita jamaah haji yang akhirnya bisa berangkat karena kegigihan mereka menabung walaupun harus bersabar sampai bertahun-tahun. Jika setelah menabung ternyata tidak bisa berhaji sampai ajal menjemput minimal sudah mendapat pahala berhaji.
Lalu kapan usia yang tepat untuk berangkat haji? Tentu usia yang paling tepat adalah usia muda, sekitar 25-30an tahun. Banyak sekali keuntungan yang didapat saat bisa menjalankan ibadah haji di usia muda.
Yang jelas, usia muda secara fisik masih mampu melakukan perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 9 jam penerbangan, untuk menjalani ritual-ritual haji pun tidak terasa berat. Bisa beramal saleh dengan membantu jamaah lanjut usia.
Ingat, berbuat baik di tanah haram akan dilipatgandakan pahalanya. Pada akhirnya, kita tidak merepotkan para petugas haji sehingga beban kerja mereka jadi lebih ringan.
Banyak spot-spot di Mekah dan Madinah yang bisa kita jelajahi sambil menunggu waktu wukuf di Arafah, tentu saja dengan seizin ketua regu/rombongan, hal ini tentu tidak mudah dilakukan jika sudah lanjut usia. Tidak ada salahnya juga kita lakukan wisata rohani sepanjang tidak mengganggu rangkaian ibadah wajibnya. Jadi, ibadahpun akan lebih menyenangkan dan tidak terasa berat.
Selain itu, wukuf di Arafah adalah rangkaian ritual haji terberat dibanding ritual yang lain seperti umrah dan rangkaiannya. Banyak jamaah haji yang sudah berumur akhirnya kepayahan bahkan banyak yang wafat saat menjalankan ritual ini, padahal syarat sahnya haji adalah wukuf.
Belum lagi saat melontar jumrah, kalau tendanya dekat dengan jamarat (tempat melempar jumrah) mungkin tidak jadi kendala. Yang jadi masalah terkadang tenda-tenda jamaah haji Indonesia ditempatkan di Mina Jadid, sebuah lokasi perluasan dari Mina yang letaknya lumayan jauh dari jamarat dan harus ditempuh dengan jalan kaki. Tenda-tenda terdekat jamarat biasanya diperuntukan bagi jamaah dengan ONH plus.
Kita pasti akan merasa lebih puas jika semua ritual yang padat dan menguras stamina itu bisa kita lalui dalam keadaan sehat tanpa harus diwakilkan oleh orang lain.
Bagi yang mengambil nafar awal, hari terakhir di Mina setelah selesai lempar jumrah bisa langsung pulang jalan kaki kembali lagi ke Mekkah untuk menjalankan tawaf ifadah, jarak nya sekitar 10 km. Biasanya saat itu kondisi masjidil haram tidak terlalu penuh sehingga tidak perlu berdesak-desakan saat thawaf. Tidak perlu bawa bekal karena di sepanjang jalan banyak sekali makanan yang dibagikan sebagai sedekah.
Kapan waktu yang pas untuk mulai merencanakan ibadah haji ?
Usahakan setelah kita mendapatkan pekerjaan yang mapan, mulailah sisihkan sebagian penghasilan dan niatkan untuk mendaftar haji. Jangan punya pikiran setelah haji maka kebebasan kita jadi terbelenggu karena status haji yang kita sandang.
Tidak ada alasan lagi untuk menunda ibadah haji sampai usia tua, lagi pula siapa yang tahu berapa panjang usia kita? Ayo mulai sekarang niatkan untuk bisa berangkat haji. Berusaha semaksimal mungkin sejauh kita bisa. Seraya selalu berdoa supaya dimudahkan jalan menuju Baitullah. Amin.
Wallahu a’lam.