Siapakah yang akan kau mintai tolong jika pada suatu malam keluargamu mendadak kejang lalu pingsan jika bukan tetangga terdekatmu? Kau sangat butuh mereka –maka bagaimana bisa kini kau berselisih dengannya hanya gara-gara pilpres?
Siapa yang akan kau ajak memikirkan situasi pelik yang menimpa orang tuamu di kampung jika bukan saudara-saudaramu?
Kau sangat memerlukan keguyupan dengan mereka –maka bagaimana bisa kini kau tak bertegur sapa lagi dengannya hanya gara-gara pilpres?
Siapa yang akan kau curhati tentang masalah keuanganmu yang sedang terdesak untuk menyelesaikan tagihan sekolah anak-anakmu jika bukan sahabat-sahabatmu?
Kau sangat butuh pertolongan mereka, kini atau nanti –maka bagaimana bisa kau melecehkan dan menjauhi mereka kini hanya karena pilpres?
Siapa yang akan kau ajak berbicara, bercanda, tertawa, ngopi, dan pergi bersama bila bukan kerabatmu, temanmu, dan kenalan baikmu?
Kau sangat butuh kehadiran tulus mereka semua untuk menyempurnakan hidupmu –maka bagaimana bisa kau kini bermusuhan dengan mereka hanya demi pilpres?
Mari ingat selalu nasihat Allah Swt dalam kitab suciNya: boleh jadi kau tak menyukai sesuatu/seseorang padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kau menyukai sesuatu/seseorang padahal itu buruk bagimu.
Kau takkan serta merta melambung ke langit suci jika nantinya Jokowi menang dan Prabowo kalah. Kau pun takkan seketika terjungkal ke jurang kelam jika nantinya Jokowi kalah dan Prabowo menang pilpres ini. Dan sebaliknya.
Negeri ini akan tetap baik-baik saja entah Jokowi atau Prabowo yang memenangkan pilpres ini. Jikapun ada alasan ilmiah bagimu untuk memilih Jokowi, bukan Prabowo, maka orang lain juga punya alasan sejenis yang boleh jadi berbeda denganmu. Jika alasanmu dan alasannya terus dilagakan dengan kasar dan brutal seolah ini perihal hidup-matimu dan keluargamu tercinta, yang membuat kita berkubu-kubu bagai musuh, maka siapa pun yang menang dan kalah kelak akan sama-sama hina dan rendahnya di mataNya dan mata kemanusiaan.
Bagaimana bisa hal yang hina dan rendah ini terus kita pertahankan dan kobarkan dengan kepala terbakar dan hati mendidih?
Apakah engkau bukan lagi manusia yang dikaruniaNya hati dan akal?
Di kemanakan Allah Swt?
Jokowi akan tetap Jokowi yang konglomerat seusai pilpres ini. Prabowo akan tetap Prabowo yang konglomerat seusai pilpres ini. Mau menang atau kalah dalam pilpres nanti, mereka akan tetap hidup enak, banyak harta, dan dihormati banyak kalangan.
Adapun engkau?
Mau menang atau kalah pilihanmu, kau tetaplah engkau yang begini-begini saja. Yang lalu tak sama, dan takkan pernah sama seumur hidupmu, bahkan terwariskan kepada anak cucumu ialah luka-luka pilpres yang kau isi dengan hina-menghina, olok-mengolok, jelek-menjelekkan, musuh-memusuhi, dan dendam-mendendam dengan keluargamu sendiri, saudara-saudaramu sendiri, tetangga-tetanggamu sendiri, dan sahabat-sahabatmu sendiri.
Belalah pilihanmu, perjuangkanlah pilihanmu, cobloslah idolamu, tapi jangan pernah malampaui batas hingga menjadikanmu kehilangan akal sehat, akhlak karimah, sampai gelap mata berani melanggar perintahNya untuk tidak pernah berpecah-belah dan bermusuhan.
Jika kau melampaui batas, kau akan menuai petakanya, seumur hidup. Juga keluargamu. Juga anak cucumu. Hanya karena kecerobohanmu yang tak termaafkan sejarah hidupmu sendiri.
Apa yang akan kau jawabkan kelak di Hari Pembalasan ketika Allah Swt bertanya kepadamu: “Hei cah elek dan kere, mengapa kau melanggar laranganKu dalam surat Ali Imran yang memerintahkanmu untuk tidak sampai berpecah-belah, berselisih, dan bermusuhan dalam perbedaan urusan apa pun, apalagi cuma soal pilpres ala Jokowi dan Prabowo, padahal telah diturunkan kepadamu al-Qur’anKu dan RasulKu Saw yang mengajarkan akhlak karimah? Mengapa kau utamakan Jokowi dan Prabowo dibanding Aku Yang Maha Kuasa? INILAH NERAKA JAHANNAM YANG TELAH DIDUSTAKAN OLEH ORANG-ORANG DZALIM….”
Mari ngopi, nikmati hidup, syukuri karuniaNya, dan selalu kedepankan akhlak karimah dalam segala perbedaan dinamika hidup ini. Selebihnya, serahkanlah kepadaNya Swt.