Di sebagian kalangan masyarakat Indonesia terdapat kesan bahwa Islam bersifat sempit. Kesan itu timbul dari salah pengertian tentang hakikat Islam. Kekeliruan paham ini terdapat bukan hanya di kalangan luar Islam, tetapi juga di kalangan umat Islam sendiri, bahkan juga di kalangan sebagian ulama Islam.
Ini semua terjadi karena pendidikan agama Islam yang banyak diajarkan di Indonesia menekankan pada pengajaran ibadah, fikih, tauhid, tafsir, hadist dan bahasa Arab. Oleh karena itu Islam di Indonesia banyak dikenal hanya dari aspek ibadah dan fikih saja. Inilah yang memberi pengetahuan yang sempit tentang Islam.
Dalam Islam sebenarnya terdapat aspek-aspek selain dari yang tersebut di atas, seperti aspek teologi, ajaran spiritual dan moral, aspek sejarah, aspek kebudayaan, aspek politik, hokum, lembaga kemasyarakatan, mistisime dan tarekat, aspek filsafat, ilmu pengetahuan, aspek pemikiran dan usaha-usaha pembaruan.
Memahami Islam hanya dari satu-dua aspek, apalagi hanya dari satu-dua aliran madzhab akan menghasilkan pemahaman yang tidak memadai. Islam Indonesia umumnya hanya dikenal dari sisi aliran fikihnya, sementara aspek-aspek lainnya seperti moral, mistisisme, filsafat, sejarah dan kebudayaan kurang dipelajari dan dikembangkan. Maka tak heran jika muncul banyak kesalahpahaman, bukan hanya dari kalangan luar Islam, tapi dari kalangan Islam sendiri.
*) Dirangkum dari buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya karya Dr Harun Nasution