Dataran Persia mempunyai andil besar dalam penyebaran peradaban Islam, bahkan peradaban Islam pernah berjaya di dataran ini. Banyak kota-kota yang pernah menjadi pusat kejayaan peradaban Islam di dataran Persia, salah satunya adalah Isfahan. Di masa lampau, kota Isfahan biasa ditulis dengan Ispahan. Dalam bahasa Persia kuno dan Persia abad pertengahan, biasa ditulis dengan Aspadana dan Spahan.
Jauh sebelum menjadi ibu kota dan pusat peradaban Islam, wilayah Isfahan telah dihuni oleh manusia di zaman pra sejarah, seperti zaman Palaeolitik, Mesolitik, Neolitik, zaman besi dan perunggu. Isfahan juga pernah menjadi bagian kekuasaan Elamite, dengan nama Aspandana, juga pernah menjadi kota penting pada masa Dinasti Median, Achaemenid Empire, Parthian Empire dan Sasanid.
Kota yang saat ini merupakan kota terbesar ketiga di Iran itu, berada di bawah kekuasaan Islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 19 H/640 M. Pendapat lain menyebutkan, kota ini ditaklukan oleh kaum muslimin pada tahun 21 H/642 M.
Kota ini kemudian dapat ditaklukan kembali pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah dari para pemberontak Al-Alawiyin di Thabaristan, pada tahun 247 H/861 M. Sejak itulah, Isfahan mulai menjadi kota penting sebagai ibu kota provinsi dan pusat industri serta perdagangan.
Setelah melemahnya kekuasaan Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad, Isfahan berada di bawah kekuasaan dinasti-dinasti kecil seperti Samaniyah pada tahun 301 H/913 M.
Pada tahun 326 H/928 M, Isfahan berada dibawah kekuasaan Dinasti Mardawij dan memerdekan diri dari pemerintahan Baghdad. Setelah itu Isfahan silih berganti berada di bawah kekuasaan dinasti Buwaihi, Seljuk, Ghaznawiyah, Safawiyah dan lainnya.
Di masa kekuasaan Dinasti Seljuk, yaitu pada masa pemerintahan Malik Shah I, Isfahan kembali menjadi ibu kota dan pusat peradaban Islam. Pada masa itu, Isfahan menjadi salah satu kota metropolitan terpenting di dunia. Pada tahun 1387 M, Isfahan berada di bawah kekuasaan Dinasti Timurid yang didirikan oleh Timur Lenk.
Isfahan mengalami puncak kejayaan peradaban Islam, ketika berada di bawah kekuasaan Dinasti Safawiyah. Dinasti Safawiyah yang berhasil mengalahkan Dinasti Timurid, membangun kembali kota Isfahan.
Para raja Dinasti Safawiyah, membangun dan mengundang ahli-ahli terbaik untuk tinggal di Isfahan untuk membangun kembali kota Isfahan pasca penyerangan Timur Lenk terhadap masyarakat Isfahan yang memberontak kepadanya.
Ketika menjadi ibu kota Dinasti Safawiyah, Isfahan menjadi magnet bagi pendatang dari penjuru dunia dengan berbagai latar belakang. karena Keindahan dan kemasyhurannya, Isfahan dijuluki dengan sebutan kota separuh dunia (Esfahan Nesf-e Jahan). Karena pada waktu itu, di kota ini hampir segala sesuatu yang di cari ada.
Isfahan juga disebut sebagai kota dunia, karena kehadiran para pedagang dari Inggris, Belanda, seniman Eropa, serta para diplomat yang ingin bekerja sama dengan kerajaan Persia waktu itu. Hal ini yang membuat kota ini layak disebut sebagai kota Kosmopolitan.
Sebelum Paris menjadi menjadi kota mode, Isfahan telah menjadi pusat perkembangan mode dengan bursa karpet dan tekstilnya yang kondang. Sehingga para pedagang dari penjuru dunia, berdatangan ke Isfahan untuk mencari semua hal terbaik yang ada di Isfahan pada waktu itu.
Bahkan Isfahan juga menjadi inspirasi para seniman Eropa untuk melipur lara. Akan tetapi, periode gemilang tersebut harus berakhir ketika Dinasti Safawiyah jatuh dan kejayaan Isfahan mulai meredup. Kejayaan Isfahan semakin meredup ketika Dinasti Qajar menjadikan Teheran sebagai ibu kota Persia.
Walaupun Isfahan sudah tidak menjadi pusat peradaban Islam, namun Isfahan mempunyai peranan penting dalam perkembangan peradaban Islam di dataran Persia. Sampai sekarang, peninggalan-peninggalan peradaban Islam dari zaman ke zaman, masih tetap ada di kota yang dulunya pernah dijuluki sebagai kota separuh dunia.
Walaupun tidak seperti dulu, Isfahan saat ini juga menjadi tempat wisata karena banyaknya peninggalan sejarah peradaban Islam dan Persia. Isfahan masa kini, masih menyimpan berbagai peninggalan kejayaannya di masa lampau. Isfahan terkenal dengan arsitektur Islamnya: banyaknya masjid, istana, menara dan juga jembatan khas kejayaan Islam di masa lampau.
Di antara peninggalan-peninggalan tersebut adalah Imam Mosque yang dibangun pada masa Dinasti Safawiyah. Ada juga Hakim Mosque, Jama Mosque, dan juga Sheikh Loft Allah Mosque. Selain peninggalan-peninggalan yang berbentuk masjid, peradaban Islam juga meninggalkan berbagai istana yang menjadi tempat tinggal para penguasa Islam masa lampau.
Istana-istana tersebut adalah Istana Ali Qapu yang berdiri pada abad ke-17, Talar Ashraf, Hasht Behest dan Chehel Soutun yang didirikan pada abad ke-16.
Selain itu, tentu masih banyak bangunan-bangunan peninggalan peradaban Persia dan peradaban Islam di Isfahan yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia. Di antaranya adalah Naqsh-e Jahan Square, Jama Mosque atau masjid Jama.
Wallahu A’lam.