Abu Ayyub adalah sahabat Nabi SAW dari kalangan Anshar. Namanya adalah Khalid bin Zaid bin Kulaib bin Malik bin Al-Najjar. Ia dikenal dengan nama kunyahnya. Ia adalah generasi awal memeluk Islam dari kalangan sahabat Anshar. Ia termasuk sahabat yang sangat dekat dengan Nabi SAW sehingga banyak dari kalangan sahabat dan tabiin menerima hadis darinya. Dari Nabi SAW beliau tidak hanya menerima hadis, tapi juga penghormatan berupa pemberian budak.
Abdullah bin Abbas menceritakan bahwa suatu hari Abu Bakar keluar rumah di siang hari. Saat itu matahari sangat panas. Dari dekat Umar melihat Abu Bakar, kemudian ia bertanya, “Apa yang menyebabkanmu keluar di waktu-waktu seperti ini, wahai Abu Bakar?.”
“Tidak ada alasan lain yang membuatku keluar (rumah), kecuali aku merasa sangat lapar”, jawab Abu Bakar. Umar menanggapi, “Aku pun demikian -demi Allah- tidak ada alasan lain yang membuatku keluar kecuali itu.”
Saat keduanya dalam keadaan demikian, Nabi SAW keluar dan menghampiri keduanya. Beliau bertanya, “Apa yang menyebabkan kalian keluar pada waktu seperti ini?.”
Mendengar pertanyaan ini, keduanya menjawab, “Tidak ada yang menyebabkan kami keluar kecuali apa yang kami rasakan di perut kami. Kami merasa sangat lapar.”
Kemudian Nabi SAW berkata, “Aku juga -demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya- tidak ada hal lain yang membuatku keluar kecuali itu. Ayo berangkat bersamaku.”
Kemudian mereka bertiga berjalan dan menuju rumah Abu Ayyub Al-Anshari.
Setiap hari, Abu Ayyub senantiasa menyediakan makanan untuk Nabi SAW. Jika istri-istri beliau tidak punya sesuatu untuk dimakan, beliau biasa ke rumah Abu Ayyub. Ketika ketiganya sampai di rumah Abu Ayyub, istri Abu Ayyub, Ummu Ayyub, mengatakan, “Selamat datang Nabi Allah dan orang-orang yang bersama Anda.”
Kemudian Nabi SAW bertanya, “Dimana Abu Ayyub?.” Kebetulan waktu itu, Abu Ayyub sedang bekerja di kebun kurma. Mendengar suara Nabi SAW, ia bersegera menuju rumahnya dan mengatakan, “Marhaban untuk Rasulullah dan orang-orang yang bersamanya.”
Abu Ayyub berkata, “Wahai Rasulullah, waktu ini bukanlah waktu kebiasaan engkau datang ke sini.”
“Benar,” jawab Rasulullah.
Abu Ayyub segera memetikkan beberapa tangkai kurma kering, kurma basah, dan kurma muda. Kemudian menawarkannya kepada Rasulullah, “Rasulullah, makanlah ini. Aku juga akan menyembelihkan hewan untukmu,” kata Abu Ayyub.
“Kalau engkau mau menyembelih, jangan sembelih yang memiliki susu,” kata Rasulullah.
Abu Ayyub kemudian menghidangkan masakannya. Rasulullah mengambil sepotong daging dan meletakkannya pada roti. Kemudian beliau meminta Abu Ayyub, “Wahai Abu Ayyub, tolong antarkan ini untuk Fatimah karena telah lama ia tidak makan yang seperti ini.”
Setelah kenyang, Nabi SAW mengatakan, “Roti, daging, kurma kering, kurma basah, dan kurma muda.” Beliau menitikkan air mata. Kemudian bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya. Ini adalah kenikmatan, yang nanti akan ditanyakan di hari kiamat.”
Nabi SAW dikenal sebagai orang yang senantiasa membalas kebaikan orang lain. Setelah menyantap jamuan itu, Rasulullah berkata kepada Abu Ayyub, “Temuilah aku besok.”
Keesokan harinya, beliau memberikan seorang anak perempuan untuk membantu-bantu di rumah Abu Ayyub. “Berbuat baiklah engkau padanya,” pesan Rasulullah kepada Abu Ayyub.
Abu Ayyub kembali ke rumahnya. Menemui istrinya dengan membawa budak perempuan itu. “Anak perempuan ini diberikan Rasulullah untuk kita. Beliau mewasiatkan agar kita berbuat baik dan memuliakannya,” kata Abu Ayyub menyampaikan pesan Nabi SAW kepada istrinya.
Istrinya bertanya, “Kebaikan apa yang akan kau lakukan untuk menunaikan wasiat Rasulullah itu?”
“Yang paling utama adalah membebaskannya dengan mengharapkan pahala dari Allah”, kata Abu Ayyub.