Umar bin Khattab adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar As-Siddiq. Keputusannya dalam memeluk agama Islam, membuat orang-orang kafir Quraisy saat itu kalang kabut dan ketakutan. Sosoknya yang begitu disegani menjadi salah satu faktor terpilihnya menjadi khalifah kedua untuk umat Islam. Saat menjadi khalifah, Umar menorehkan sejarah sebagai pemimpin Islam yang fenomenal. Di samping tegas, Umat dikenal dengan keadilannya. Sikap Umar yang begitu adil dalam memutuskan perkara tersebar luas di mana-mana. Sampai saat ini, cerita keadilan Umar selalu diabadikan dalam berbagai macam literatur Islam maupun barat.
Keadilan Umar tentu tidak terlepas dari interaksinya dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Bahkan, Umar adalah salah satu sahabat yang menjadi tonggak keberhasilan dakwah nabi Muhammad SAW. Ia telah banyak berjuang membela agama Islam di tengah-tengah masyarakat pemuja berhala. Namun, tak dapat dipungkiri jika ajaran Islam yang telah membentuk kepribadian Umar menjadi adil, tegas dan bijak. Banyak sekali nasehat-nasehatnya yang menyentuh kehidupan manusia. Dalam memberikan nasihat, Umar tak pandang siapapun orangnya, tak terkecuali anaknya.
Suatu hari, Umar pernah mengirimkan surat kepada anaknya Abdullah bin Umar. Dalam surat tersebut, ada 7 nasihat yang disampaikan Umar kepada anaknya:
Pertama, wahai anakku, bertakwalah kepada Allah, karena barang siapa yang bertakwa kepada-Nya, maka kemanapun ia berada, Allah SWT akan senantiasa melindunginya.
Kedua, wahai anakku, barang siapa yang bersyukur, maka Allah SWT akan menambahkan nikmat tersebut.
Ketiga, wahai anakku, jadikanlah ketakwaan sebagai pelindung kedua matamu dan pengingat hatimu dari segala bentuk kemaksiatan.
Keempat, wahai anakku, berniatlah ketika akan melakukan sesuatu, karena amal perbuatan yang tidak disertai dengan niat dianggap tidak ada.
Kelima, wahai anakku, seseorang tidak akan mendapatkan pahala, jika tidak ada timbangan amal kebaikannya.
Keenam, wahai anakku, seseorang tidak akan memperoleh kekayaan, jika tidak memiliki keramahan dan kelembutan hati.
Ketujuh, wahai anakku. seseorang tidak akan bisa mendapatkan sesuatu yang baru, jika tidak belajar dari sesuatu yang lama.”
Nasihat-nasihat ini luar biasa dan inspiratif. Sangat menarik dijadikan sebagai motivasi diri untuk membentuk kepribadian kita menjadi lebih baik di masa kini dan di masa mendatang, walaupun kita hidup di zaman yang penuh dengan tantangan teknologi dan globalisasi.