Kejernihan hati seorang hamba Allah dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah ternyata menjadi wasilah derajatnya diangkat lebih tinggi di sisi Allah. Ada orang yang dicoba itu menerima, namun juga tidak jarang yang mengeluh dan meratapi nasibnya tanpa ingat kepada Allah. Syekh Abdul Qadir al-Jilani, seperti dikutip al-Munawi dalam Faidhul Qadir, menyebutkan ciri-ciri mana hamba-Nya yang diangkat derajatnya, dan mana hamba yang ketika diberikan musibah dianggap sebagai hukuman.
قال العارف الجيلاني التلذذ بالبلاء من مقامات العارفين لكن لا يعطيه الله لعبد إلا بعد بذل الجهد في مرضاته فإن البلاء يكون تارة في مقابلة جريمة وتارة تكفيرا وتارة رفع درجات وتبليغا للمنازل العلية ولكل منها علامة فعلامة الأول عدم الصبر عند البلاء وكثرة الجزع والشكوى للخلق وعلامة الثاني الصبر وعدم الشكوى والجزع وخفة الطاعة على بدنه وعلامة الثالث الرضا والطمأنينة وخفة العمل على البدن والقلب
Syekh Abdul Qadir al-Jilani berpendapat, “Merasa nikmat atas cobaan itu ciri maqam orang-orang yang makrifat pada Allah. Namun, hal itu tidak Allah berikan pada seseorang hamba kecuali setelah ia sungguh-sungguh dalam menggapai ridha Allah. Cobaan itu terkadang berupa hukuman. Terkadang juga merupakan penebusan dosa. Terkadang juga merupakan bentuk pengangkatan derajat ke tempat tertinggi bagi seorang hamba. Ketiganya memiliki ciri masing-masing. Terkait yang pertama (berupa hukuman), hamba itu merasakan ketidaksabaran saat ditimpa musibah, banyak mengeluh dan mengadu pada makhluk. Terkait yang kedua (berupa penebusan dosa), hamba itu sanggung bersabar, tidak banyak mengadu dan mengeluh, badannya terasa ringan menjalankan ibadah. Terkait yang ketiga (berupa pengangkatan derajat), hamba itu ridha, tenang, dan badan dan hatinya terasa ringan dalam beribadah dan beraktivitas.
قَالَ النَّبِيُّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُوْلَى
Nabi saw. bersabda, “Sabar itu ketika pertama kali mendapatkan musibah.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Al-Bazzar dan imam Abu Ya’la dari sahabat Abu Hurairah r.a. imam An-Nawawi menjelaskan bahwa kesabaran sempurna yang terdapat pahala yang melimpah darinya adalah kesabaran ketika pertama kali mendapatkan musibah. Hal ini disebabkan karena betapa beratnya menerima hal itu.
Selengkapnya, klik di sini