Shalat Idul Fitri boleh dilakukan di rumah, baik sendirian ataupun berjamaah, apalagi di tengah situasi seperti ini. Begitu pula takbiran, boleh dilakukan di rumah, baik sendiri ataupun bersama-sama. Tata cara takbiran di rumah sederhananya bagi yang sudah punya keluarga lebih baik mengumpulkan anggota keluarganya untuk sama-sama mengumandangkan takbiran.
Waktu takbiran mulai dari terbenam matahari sampai shalat Idul Fitri. Artinya, setelah selesai shalat idul fitri lebih baik tidak melakukan takbiran. Takbir Idul Fitri juga tidak mesti setelah shalat, setelah matahari terbenam sampai shalat Id dibolehkan melakukannya kapanpun. Kalau dilakukan setelah shalat juga tidak masalah.
Lembaga fatwa Mesir, Darul Ifta’, menjelaskan bahwa dalam hadis tidak ada pembatasan lafal takbir, jadi lafal takbir yang biasa dibaca masyarakat Indonesia pada umumnya dibolehkan dan tidak termasuk dalam kategori kategori bid’ah dhalalah. Berikut lafal takbir yang bisa dibaca:
اللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ، واللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ ولِلَّهِ الحَمْدُ
“Allahu akbar allahu akbar allahu akbar, la ilaha illallah wallahu akbar alllahu akbar walillahil hamd”
Setelah membaca lafal takbir di atas, boleh ditambah dengan bacaan berikut ini:
اللّه أكْبَرُ كَبيراً، والحَمْدُ لِلَّهِ كَثيراً، وَسُبْحانَ اللَّهِ بُكْرَةً وأصِيلاً، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَلا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدينَ وَلَوْ كَرِهَ الكافِرُون، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الأحْزَابَ وَحْدَهُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللّه واللَّهُ أكْبَرُ
“Allahu akbar kabira, wal hamdulillahi katsira, wa subhanallahi bukrataw wa ashila, la ilaha illallah, wa la na’budu iyyahu mukhlisina lahud din, wa law karihal kafirun, la ilaha illlallah wahdah, shadaqa wa’dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzab wahdah, la ilaha illallah wallahu akbar”