Ini Tata Cara Shalat Idul Fitri di Rumah, Bisa Dilakukan Berjamaah atau Sendirian

Ini Tata Cara Shalat Idul Fitri di Rumah, Bisa Dilakukan Berjamaah atau Sendirian

Dalam situasi pandemi seperti ini, shalat Idul Fitri boleh dilakukan di rumah, ini tata caranya

Ini Tata Cara Shalat Idul Fitri di Rumah, Bisa Dilakukan Berjamaah atau Sendirian

Pada hari raya Idul Fitri, 1 Syawal, dianjurkan untuk melakukan shalat Idul Fitri. Sebetulnya, ulama beda pendapat terkait hukum shalat id, ada yang mengatakan wajib, fardhu kifayah, dan sunnah muakkadah. Shalat Idul Fitri bisa dilakukan setelah matahari terbit. Para ulama mengatakan lebih baik menunggu sampai matahari naik setinggi ujung tombak. Ini waktu yang biasa kita melakukan shalat Dhuha, kisaran jam 07.00-07.30 pagi. Shalat Idul Fitri masih boleh dilakukan sampai waktu Dzuhur masuk. Meskipun demikian, sebaiknya shalat Id dilakukan pada pagi hari.

Dalam situasi normal, shalat Id dianjurkan berjamaah di masjid atau di lapangan terbuka, sekaligus sebagai syiar. Tetapi dalam situasi corona seperti ini, berdasar rekomendasi pemerintah dan tenaga medis, bagi wilayah yang terkena virus corona shalat id boleh dilakukan di rumah secara berjamaah ataupun sendirian. Tata cara pelaksanaanya sama dengan shalat id biasanya. Penjelasannya berikut ini:

Pertama, shalat id dilakukan tanpa adzan dan iqamah, kalau berjamaah salah seorang jamaah cukup mengucapkan, “al-sholatu Jami’ah” atau bisa juga dengan melafalkan:

صَلُّوْا سُنَّةَ لِعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةَ رَحِمَكُمُ اللهُ

“Shollu sunnata li ‘idil fitri rak’ataini jami’ah rahimakumullah”

 

Kedua, jangan lupa niat, karena niat pintu masuk ibadah. Niat adalah kesengajaan untuk melakukan ibadah yang dimantapkan dalam hati. Niat shalat idul fitri sebagai berikut:

أُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) لِلهِ تَعَــــالَى

“Usholli rak’ataini sunnata li’idil fitri (ma’muman/imaman) lillahi ta’ala

Artinya:

 “Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

Ketiga, takbiratul ihram seperti shalat biasa, tapi setelah membaca doa iftitah dianjurkan untuk takbir sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali takbir pada rakaat kedua. Di sela-sela takbir dianjurkan untuk membaca:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Allahu akbar kabira, wal hamdulillahi katsira, wa subhanallahi bukrataw waashila

Artinya:

“Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”

Atau boleh juga membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Subhanallahi wal hamdulillahi wa la ilaha illallah wallahu akbar

Artinya:

“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”

Keempat, membaca Surat al-Fatihah dan membaca surat pendek, setelah itu ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud, dan berdiri untuk raka’at kedua, jangan lupa pada raka’at kedua dianjurkan untuk takbir sebanyak lima kali. Di antara masing-masing takbir dianjurkan membaca bacaan di atas. Setelah takbir lima kali membaca surat al-Fatihah, surat pendek, ruku’, dan seterusnya sampai salam.