Khutbah Jum’at hukumnya wajib, sementara khutbah Idul Fitri hukumnya sunnah. Dalam pelaksanaannya, khutbah Idul Fitri tidak jauh berbeda dengan khutbah Jum’at. Hanya saja, ada sedikit perbedaan teknis antara khutbah Jum’at dengan khutbah Idul Fitri. Di antara perbedaannya adalah sebagai berikut:
Pertama, khutbah idul fitri dilakukan setelah shalat Idul Fitri. Sementara shalat Jum’at dilaksanakan setelah Khutbah Jum’at.
Kedua, khutbah Jum’at didahului oleh adzan, sementara shalat dan khutbah Idul Fitri tidak didahului dengan adzan dan iqamah.
Ketiga, khatib pada khutbah Idul Fitri dianjurkan melafalkan takbir sebanyak sembilan kali pada khutbah pertama, dan tujuh kali pada khutbah kedua. Sementara dalam khutbah Jum’at tidak disunnahkan takbir.
Keempat, duduk di antara dua khutbah termasuk rukun dalam khutbah Jum’at, hukumnya wajib. Sementara dalam khutbah Idul Fitri ulama beda pendapat, ada yang mengatakan sunnah, ada juga yang berpendapat khutbah Idul Fitri itu hanya satu kali. Meskipun demikian, lebih baik mengikuti praktik umum yang berlaku di masyarakat agar tidak menimbulkan pertanyaan dan kekacauan. Yang umum di tengah masyarakat Idul Fitri dilaksanakan dengan dua khutbah, dan duduk sebentar di antara dua khutbah.
Itulah beberapa perbedaan khutbah Idul Fitri dengan khutbah Jum’at. Ringkasnya, tata cara khutbah Idul Fitri sebagai berikut:
Pertama, membaca takbir sebanyak sembilan kali pada khutbah pertama, dan tujuh kali pada khutbah kedua.
Kedua, memuji Allah dengan sekurang-kurangnya dengan membaca “alhamdulillah”, begitu juga pada khutbah kedua.
Ketiga, membaca shalawat Nabi, allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad, dan shalawat diulang pada khutbah kedua.
Keempat, berwasiat takwa pada khutbah pertama dan kedua. Misalnya dengan mengatakan, “Ittaqullaha haqqa tuqatihi, wa la tamutunna illa wa antum muslimun”.
Kelima, membaca sebagian ayat al-Qur’an pada khutbah pertama, boleh juga dibaca lagi pada khutbah kedua.
Keenam, mendoakan kaum muslimin pada khutbah kedua
Ketujuh, duduk di antara dua khutbah.