Arab dalam segi bahasa disebut dengan al-ṣaḥarī, yang berarti padang pasir atau sahara, bisa disebut juga dengan al-qaffār, yaitu roti yang tak berlauk (ḥubz ghair al-ma’dūm), juga berarti al-Ardh al-mujdibah allatī lā mā’a fīhā wa lā nabāt, yaitu tanah gersang tanpa air dan tumbuh-tumbuhan.
Menurut al-Mubarakfuri, kata Arab telah lama digunakan, bahkan sudah beradab-abad silam saat penduduk pertama menghuni daerah tersebut.
Secara geografis, Jazirah Arab terletak antara laut merah di sisi barat, di sisi timur berbatasan dengan teluk Arab dan sebagian besar daerah Irak Selatan, di sisi selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, dan di sisi utara berbatasan dengan Syam.
Batasan-batasan ini menunjukkan bahwa Irak dan Syam bukan merupakan bagian dari Arab, sehingga dalam pembahasan selanjutnya terkait perekonomian bangsa Arab, Syam merupakan salah satu tujuan dagang.
Al-Mubarakfuri memperkirakan, luas Jazirah Arab lebih dari 1.300.000 mi2. Daerah yang begitu luas ini sebagian besar hampir dipenuhi oleh padang pasir. Kondisi geografis yang panas dan penuh dengan padang sahara seperti ini membuat banyak orang di luar penduduk Arab enggan menginjakkan kaki dan menetap atau bahkan mengadu nasib di jazirah Arab.
Penduduk Asli Jazirah Arab
Para sejarawan menyebutkan bahwa Jazirah Arab dihuni oleh penduduk-penduduk yang berkumpul dan hidup dalam tali kesukuan. Sejarawan membagi jenis kaum atau suku yang menetap di Jazirah Arab ini menjadi tiga: Pertama, al-ʽArab al-Bā’idah. Kaum-kaum yang termasuk dalam kategori pertama ini adalah kaum-kaum Arab terdahulu yang tidak mungkin bisa dijangkau secara detail sejarah dan profil mereka, seperti kaum ʽĀd, Tsamūd, Ṭasm, Judais, dan lain sebagainya.
Kedua, al-ʽArab al-ʽĀribah, yaitu kaum yang berasal dari keturunan Yaʽrab bin Yasjab bin Qaḥṭān, atau bisa juga disebut al-ʽArab al-Qaḥṭānīyah. Kaum yang masuk dalam kategori ini menetap di daerah Yaman. Ada dua kabilah yang termasuk dalam kategori ini: Ḥamīr dan Kahlān.
Ketiga, al-ʽArab al-Mustaʽribah, yaitu kaum Arab yang berasal dari keturunan Nabi Ismail As. atau bisa juga disebut al-ʽArab al-ʽAdnānīyah.
Penduduk-penduduk Jazirah Arab ini memiliki kebudayan dan agama tertentu yang nantinya akan menjadi alasan mengapa Allah Swt. menurunkan Nabi Muhammad Saw dan Al-Quran kepada dan di Jazirah Arab. Sebagaimana diutarakan Mutawalli al-Syaʽrawi, seorang ulama mesir, “Jika Allah Swt menghendaki sesuatu, maka Allah Swt akan menciptakan sebabnya.
Wallahu a’lam.