Padatnya jadwal kegiatan dan aktivitas mau tidak mau akan mempengaruhi waktu kita untuk menunaikan shalat. Apalagi ada beberapa tempat kerja yang hanya memberikan waktu istirahat untuk menunaikan shalat yang lumayan sempit. Atau, sebagian kita merasa sangat lelah dengan beban pekerjaan sehingga saat waktu istirahat digunakan lebih banyak untuk membuka akun sosial media atau you tube channel. Sehingga, waktu untuk menunaikan shalat hanya cukup untuk tunaikan yang wajib saja.
Ada kabar gembira bagi orang-orang yang mau meluangkan waktunya untuk menunaikan salat dengan menunggu waktu shalat sampai imam tiba untuk mendirikan shalat berjama’ah. Rasululullah SAW bersabda:
الْمَلَائِكَةُ تُصَلِّي عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِي مُصَلَّاهُ الَّذِي صَلَّى فِيهِ مَا لَمْ يُحْدِثْ تَقُولُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ
“Para malaikat bersalawat kepada seseorang dari kalian (selama berada di tempat salatnya dan dia belum berhadats) –dengan mendo’akan- “ya Allah, ampunilah dia, Rahmatilah dia….”. (HR. Bukhari)
Rasulullah SAW juga bersabda “… malaikat mendoakannya: “ya Allah rahmatilah ia, berkati ia” selagi ia tidak merusak atau berhadas (HR. Bukhari). Imam Nawawi dalam kitabnya Riyad al-Shalihin menjelaskan bahwa maksud dari “merusak” adalah merusak pahala dengan mengisi waktu menunggu tersebut dengan mengghibah, pembicaraan yang mengandung unsur namimah (adu domba) dan perkataan-perkataan yang tidak baik. Kemudian, berhadas di sini maksudnya adalah segala sesuatu yang membatalkan wudhunya. Maka, hendaklah berbahagia dengan kebaikan yang dijanjikan dalam amalan ini, kemudian jemputlah kabar bahagia tersebut dengan mengamalkannya.
Selain itu, untuk hamba-hamba yang selesai shalat tidak buru-buru meninggalkan tempat salatnya, namun tetap duduk untuk menunggu waktu shalat berikutnya sembari berzikir, salat sunnah dan membaca al-Qur’an maka malaikat juga akan mendoakannya dengan do’a yang sama seperti do’a di atas.
Hadis kabar bahagia di atas dikuatkan lagi oleh riwayat lain yang menunjukkan keutamaan menunggu waktu shalat bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang duduk di masjid sambil menunggu waktu salat maka baginya terhitung seperti melakukan salat” (HR. Al-Nasa’i). Kemudian, dalam kitab Sahih Bukhari dijelaskan bahwa kabar bahagia untuk hamba yang memperbagus wudhunya kemudian pergi ke masjid dengan niat hanya ingin shalat (beribadah kepada Allah SWT) dan tidak ada niat selain itu misalnya, berbisnis, berdiskusi perihal duniawi maka akan ditinggikan derajatnya pada setiap langkah kakinya dan diampuni kesalahan-kesalahannya.
Semoga kita termasuk dalam golongan hamba-hamba Allah SWT yang selalu memburu segala pahala kebaikan yang merupakan bentuk kasih sayang Allah SWT kepada hambaNya. Aamin.