I’tikaf berati berdiam diri di masjid dengan syarat-syarat tertentu dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah. I’tikaf sangat dianjurkan dan disunnahkan, apalagi dilakukan di bulam Ramadhan. Dalam hadis dikatakan Rasulullah SAW bersabda:
من اعتكف عشرا في رمضان كان كحجتين وعمرتين
“Orang yang beri’tikaf sepuluh hari di bulan Ramadhan pahalanya seperti dua haji dan umrah” (HR: Baihaqi)
Orang yang ingin melakukan i’tikaf harus memenuhi syarat-syaratnya. Setiap ibadah pasti ada syaratnya. Kalau syarat kurang, ibadah yang dilakukan tidak sah. Dalam Taqrirat al-Sadidah disebutkan syarat i’tikaf yang pertama adalah niat. Rasulullah bersabda, setiap amalan tergantung pada niatnya.
Syarat kedua, i’tikaf harus dilakukan di masjid. Menurut sebagian ulama, i’tikaf tidak boleh dilaksanakan di musalla, ribath, dan lain-lain. Selanjutnya, orang yang melakukan I’tikaf mesti duduk di masjid, walaupun sebentar. Orang yang sekedar lewat, tidak diam sebentar di masjid, tidak bisa dikatakan I’tikaf.
Kemudian yang harus diperhatikan juga, orang yang beri’tikaf mesti suci dari hadas kecil dan besar, berakal, dan Islam.
Disunnahkan i’tikaf sehari penuh, dalam kondisi puasa, memperbanyak ibadah: doa, dzikir, baca al-Qur’an, dan lain-lain. Dianjurkan juga untuk meninggalkan hal-hal yang makruh dan main-main.