“Kak, kalau jihad ga harus dengan perang, lalu bagaimana cara kita berjihad?” tanya seorang peserta diskusi kepadaku. Saat itu kami sedang berdiskusi dalam kelompok kecil mengenai jihad.
Membicarakan jihad memang tak bisa sembarangan, pasalnya kata jihad saat ini seolah-olah dipersempit maknanya. Terlebih dengan munculnya gerakan-gerakan dan organisasi ekstrim yang melakukan kekerasan dengan mengatasnamakan jihad. Perbuatan mereka menyababkan kata jihad seringkali dikonotasikan sebagai kekerasan, peperangan bahkan terorisme.
Pada masa Rasulullah, berjihad dengan perang masih diperlukan karena saat itu umat muslim selalu didzalimi. Namun saat ini negara kita dalam keadaan damai, sehingga jihad melalui perang tak lagi dibutuhkan.
Dalam Islam, jihad tak melulu soal peperangan. Sejak dahulu kala, Rasulullah SAW telah menyebutkan beragam jenis jihad. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa jihad bagi seorang perempuan adalah berhaji.
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ المُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا،أَنَّهَا قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، نَرَى الجِهَادَ أَفْضَلَ العَمَلِ، أَفَلاَ نُجَاهِدُ؟ قَالَ: لاَ، لَكِنَّ أَفْضَلَ الجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ
Dari Aisyah Ummul Mukminin RA, ia berkata “Ya Rasulullah, kami melihat jihad adalah sebaik-baiknya perbuatam, tidakkah kami berjihad juga? Beliau bersabda “Tidak, jihad yang paling utama adalah haji yang mabrur” (HR Bukhari)
Selain hadis di atas, Aisyah RA juga pernah bertanya kepada Rasulullah Saw “Wahai Rasulullah, apakah ada jihad bagi perempuan?” Beliau menjawab, “Ya, Jihad yang tidak ada peperangan di dalamnya, yaitu haji dan umrah.”
Tidak hanya haji, dalam hadis lainnya, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa jihad yang paling utama adalah berkata adil di hadapan penguasa yang lalim:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ
Dari Abu Sa’id Al Khudri ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kebenaran kepada penguasa yang dzalim, atau pemimpin yang dzalim.” (HR Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad)
Dalam hadis riwayat ath-Thabrani juga disebutkan bahwa sebaik-baiknya jihad adalah menjaga amalan-amalan fardhu.
عَنْ أُمِّ سُلَيْمٍ أَنَّهَا قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَوْصِنِي. قَالَ: اهْجُرِي الْمَعَاصِي، فَإِنَّهَا أَفْضَلُ الْهِجْرَةِ، وحافِظِي عَلَى الْفَرَائِضِ، فَإِنَّهَا أَفْضَلُ الْجِهَادِ، وَأَكْثِري ذَكَرَ اللَّهِ، فَإِنَّكِ لَا تَأْتِينَ اللَّهَ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ كَثْرَةِ ذِكْرِهِ
Dari Ummu Sulaim ia berkata “Ya Rasulullah, berikanlah aku wasiat”. Rasulullah SAW bersabda “Berhijrahlah dari maksiat, sesungguhnya itu sebaik-baiknya hijrah. Jagalah amalan-amalan fardhu, karena sesungguhnya itu adalah jihad yang paling utama. Serta perbanyaklah berdzikir kepada Allah, sesungguhnya kamu tidak akan bertemu Allah dengan sesuatu yang lebih disukai-Nya daripada banyak dzikir kepada-Nya” (HR Ath-Thabrani)
Berdasarkan hadis-hadis di atas, dapat disimpulkan bahwa makna jihad sangat beragam, sesuai dengan situasi dan kondisi, bahkan sesuai dengan kemampuan diri. Dahulu, bangsa Indonesia memang perlu berjihad mengangkat senjata untuk mengusir para penjajah. Namun di masa kini, tak ada lagi penjajahan di Indonesia. Oleh karena itu, jihad melalui perang tak lagi tepat dan relevan.
Jihad adalah bersungguh-sungguh dan mengerahkan segala kemampuan. Jihad berarti bersungguh-sungguh menegakkan kebaikan guna mencapai keridhaan Allah. Jalan jihad pun berbeda-beda, berhaji adalah jihad, menegakkan kebenaran dan keadilan juga jihad, bahkan senantiasa menjaga amalan fardhu juga termasuk jihad.
Generasi milenial perlu memahami betul problematika bangsa saat ini. Mereka juga perlu memahami skill yang dimiliki sehingga dapat berjihad sesuai dengan kemampuan mereka. Para guru dapat berjihad melalui pendidikan agar mencetak generasi cerdas dan bermoral. Para pelajar berjihad melalui belajar dengan sungguh-sungguh.
Jihad bagi seorang hakim adalah menegakkan keadilan. Jihad bagi seorang polisi adalah memberikan keamanan bagi warga. Jihad bagi seorang dokter adalah membantu pasien agar dapat sembuh dari penyakitnya. Bahkan unjuk rasa yang dilakukan para mahasiswa juga dapat disebut jihad, karena itu salah satu cara mereka menyampaikan aspirasi kepada pemerintah agar tercipta kebaikan bersama.
Wallahu a’lam bisshawab