Imam Ja’far Sodik merupakan salah satu ulama masyhur dalam sejarah Islam. Beberapa pemikirannya sangat relevan hingga saat ini.
Nama lengkapnya adalah Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abu Thalib. Beliau lahir di Madinah pada tanggal 17 Rabiul Awwal 83 Hijriyah / 20 April 702 Masehi (M), dan meninggal pada tanggal 25 Syawal 148 Hijriyah / 13 Desember 765 M. Ja’far yang juga dikenal dengan julukan Abu Abdillah merupakan ahli ilmu agama dan ahli hukum Islam atau fiqih.
Pada suatu hari datanglah seorang kepadanya. Seperti biasa ia akan bertanya kepada Imam Ja’far tentang berbagai masalah keislaman. Orang tersebut duduk bersimpuh di hadapan sang Imam. Ia bertanya dengan nada tenang, seperti menguji kedalaman Imam Ja’far Sodik.
“Apakah engkau bisa menunjukkan bukti adanya Allah dengan tidak menyebut dunia, benda-benda maupun makhluk lainnya?” Imam Ja’far mendengarkan pertanyaan tersebut dengan tenang dan kemudian berkata, ‘Baiklah,” katanya dengan senyum.
Tak lama kemudian beliau berkata, “Apakah kamu pernah mengarungi lautan dengan perahu.” Dengan sedikit tercekat, si penanya itu menjawab, “Ya Saya pernah naik perahu di lautan.”
“Baiklah kalau begitu. Saya akan melanjutkan pertanyaan. Apakah kamu pernah dihantam badai dan takut mati tenggelam ketika naik perahu di lautan luas tersebut.” Penanya itupun semakin penasaran, ke arah mana pertanyaan Imam Ja’far. Kemudian dengan tegas ia menjawab, “Ya.” Kemudian Imam Ja’far melanjutkan pertanyaannya, “Apakah kamu kemudian putus harapan menghadapi situasi antara seperti itu.”
Kaget bercampur bingung si penanya mendengar apa yang dikatakan oleh Imam Ja’far. “Ya saya merasa putus harapan ketika menghadapi situasi seperti itu,” jawabnya singkat.
Ternyata pertanyaan syekh Ja’far tidak berhenti si situ. Tak lama kemudian beliau bertanya lagi, “Apakah ketika itu engkau berfikir ketika itu akan ada yang menyelamatkanmu?”
Apa yang dilontarkan oleh syeikh Ja’far menjadikannya semakin membuatnya kebingungan. Sejenak kemudian si penanya menjawab, “Ya saya berfikir akan ada yang menolong.”
“Nah, itulah Dia Allah,” ujar Syeikh Ja’far Sodik. Mendengar perkataan Syeikh Ja’far si penanya terpana. Kemudian ia menjadi semakin mengerti tentang adanya Allah. Jawaban sederhana Syeikh Ja’far membuka fikirannya tentang Allah SWT.
Wallahu‘Alam