Dalam beribadah, setiap manusia pasti akan menghadapi rintangan yang menghadangnya, hal ini bertujuan agar manusia mau, dan mampu memecahkan kendala itu.
Imam Al-Ghazali dalam kitab Minhajul Abidin menjelaskan tentang empat penghalang yang selalu menjadi kendala bagi manusia dalam menjalankan ibadah.
Pertama, urusan dunia. Ini menjadi kendala utama yang seringkali seseorang lupa bahkan malas dalam menjalankan kewajiban, misalnya shalat. Banyak orang meninggalkan shalat shubuh dengan dalih bangun kesiangan. Saat shalat dzuhur tiba, ia berargumen sedang kerepotan dalam bekerja. Saat ashar datang, ia sibuk persiapan pulang kerja. Ketika waktu shalat maghrib masuk, ia dalam perjalanan. Dan pada akhirnya shalat Isya ditinggalkan gara-gara ketiduran. Ini realita yang terjadi, manusia sibuk dengan pekerjaan sampai melupakan kewajiban.
Kedua, urusan dengan manusia. Seseorang kadang menghalalkan segala cara demi mencukupi kebutuhan keluarga baik istri maupun anak, bahkan rela meninggalkan urusan ibadah demi mengejar keinginan mereka.
Ketiga, setan. Ia merupakan makhluk yang berusaha dengan berbagai cara agar manusia tersesat jalannya, terutama agar jauh dari Tuhannya, lebih-lebih dalam urusan ibadah. Ia sangat senang bila manusia menjadi penghuni neraka bersama dirinya.
Keempat, hawa nafsu dalam diri manusia selalu mengarahkan kepada hal-hal kejahatan, keburukan. Bila manusia selalu menuruti hawa nafsunya niscaya ia akan menjadi orang yang merugi di dunia dan akhirat.
Keterangan yang telah dipaparkan oleh Imam Al-Ghazali di atas sebaiknya dijadikan peringatan diri kita agar lebih waspada dan berhati-hati dalam menghadapinya, karena rintangan ini tidak untuk ditakuti tetapi harus dihadapi dengan ilmu dan keyakinan yang matang, sehingga ibadah semakin bermakna dan membawa pengaruh yang positif bagi dirinya dan sekitarnya.