Allah menganugerahkan banyak nikmat kepada seluruh makhluk-Nya, tak hanya kepada manusia saja, baik berupa kesehatan, kesempatan, materi, maupun non materi, semuanya wajib disyukuri agar nikmat itu tak cepat lenyap darinya, serta semakin bertambah.
Namun sayangnya kebanyakan manusia lupa akan nikmat itu, ia akan tersadar bila nikmat itu sudah hilang, menjauh darinya. Hal ini disebabkan karena terlalu terlena akan kenikmatan, sehingga menutup dirinya untuk lebih mengenal kepada Dzat yang pemberi nikmat.
Imam Taqiyuddin Abdul Malik bin Ali dalam kitab Nuzhat an-Nadhirin mengutip perkataan Ibrahim bin Adham:
ﻋﻦ ﺇﺑﺮاﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﺃﺩﻫﻢ , ﻗﺎﻝ: ﻣﻦ ﺃﺻﺒﺢ ﻟﺰﻣﻪ ﺷﻜﺮ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺃﺷﻴﺎء
Artinya: dari Ibrahim bin Adham, ia berkata:”Barangsiapa memasuki waktu pagi maka ia wajib mensyukuri empat hal ini:
Pertama, ia harus bersyukur atas nikmat Allah yang telah diberikan berupa cahaya hidayah di hatinya, serta dijadikan orang mukmin, bukan menjadi orang yang tersesat, dengan mengucapkan:
اﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ اﻟﺬﻱ ﻧﻮﺭ ﻗﻠﺒﻲ ﺑﻨﻮﺭ اﻟﻬﺪﻯ، ﻭﺟﻌﻠﻨﻲ ﻣﻦ اﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ، ﻭﻟﻢ ﻳﺠﻌﻠﻨﻲ ﺿﺎﻻ
Kedua, mensyukuri nikmat menjadi umat Muhammad, umat yang moderat, umat yang terakhir namun masuk surga duluan, dengan mengucapkan:
اﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ اﻟﺬﻱ ﺟﻌﻠﻨﻲ ﻣﻦ ﺃﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Ketiga, mensyukuri rizki yang tak terlalu tergantung dengan orang lain, dengan mengucapkan:
اﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ اﻟﺬﻱ ﻟﻢ ﻳﺠﻌﻞ ﺭﺯﻗﻲ ﺑﻴﺪ ﻏﻴﺮﻩ
Keempat, mensyukuri nikmat Allah yang telah menutupi segala kekurangan, atau aibnya dengan mengucapkan:
اﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ اﻟﺬﻱ ﺳﺘﺮ ﻋﻠﻲ ﻋﻴﻮﺑﻲ
Dari penjelasan di atas, manusia wajib mensyukuri nikmat yang diberikan Allah, terutama Iman dan Islam, serta perhatian-Nya kepada dirinya yang selalu dianugerahi kesehatan dan nikmat yang lain.