Abu Nawas telah ditunggu teman-temannya di warung. Mereka sengaja menungggu karena ingin mengujinya dengan sebuah tantangan. Setelah Abu Nawas datang mereka terenyum lebar.
Salah satu di antara mereka berkata, “Selamat datang Abu Nawas. Kami tahu engkau selalu bisa berkelit dari perangkap Baginda Raja Harun Al Rasyid. Tetapi kami yakin kali ini engkau pasti dihukum Khalifah bila berani melakukannya.”
“Tak ada yang kutakutkan selain Allah. Apa yang bisa aku laklukan?” kata Abu Nawas.
“Beranikan engkau memantati Khalifah?” tanya kawannya lagi..
“Tentu saja tidak ada yang berani,”jawab Abu Nawas.
“Nah itu dia apakah engkau berani melakukannya,” tantang kawan-kawannya itu
“Sudah aku katakan aku hanya takut pada Tuhan. Kalau aku berani apa taruhannya,” kata Abu Nawas balik menantang.
“Seratus keping uang emas. Namun syaratnya adalah Khalifah harus bisa tertawa ketika engkau pantati,” jawab mereka
Abu Nawas kemudian menyanggupi tantangan itu. Hingga akhirnya ketika waktu tiba, Abu Nawas melakukan aksinya. Saat itu Khalifah sedang mengadakan jamuan kenegaraan bersama dengan para pembesarnya. Abu Nawas termasuk yang diundang kawan-kawannyapun juga hadir untuk menyaksikan apa yang menjadi taruhan mereka.
Abu Nawas datang terlambat hingga ia duduk di bagian paling belakang. Acara jamuan ini diisi dengan pidato dan ceramah. Hingga akhirnya Khalifah juga melakukan pidato. Seusai menyampaikan pidatonya, Khalifah melihat Abu Nawas duduk sendirian di tempat paling belakang.
“Wahai Abu Nawas, kenapa engkau tidak duduk di atas karpet?” ujar Khalifah
“ Tapi Abu Nawas bukankah duduk di atas tanah itu membuat pakaianmu kotor?” tambah Khalifah
“Maafkan hamba wahai Khalifah, sebenarnya hamba ini sudah duduk di atas karpet,” kata Abu Nawas.
Jawaban itu membuat Khalifah bingung dan berkata. “Karpet mana yang itu wahai Abu Nawas?”
“Karpet hamba sendiri. Mulai sekarang hamba selalu membawa karpet ke mana pun pergi,” kata Abu Nawas
“Tetapi sedari tadi aku belum melihatnya,” kata Khalifah tambah heran.
“Baiklah baginda, kalau Baginda ingin tahu karpet hamba dengan senang hati akan hamba tunjukkan,”jawab Abu Nawas.
Sesaat setelah itu sambil beringsut-ringsut Abu Nawas maju ke depan. Setelah cukup dekat dengan Khalifah, Abu Nawas berdiri dan kemudian menungging menunjukkan potongan karpet yang ditempelkan di bagian pantatnya.
Polah Abu Nawas seolah-olah memantati Khalifah Raja Harun Al Rasyid. Melihat adanya potongan karpet menempel di pantat Abu Nawas, Khalifah langsung tertawa terbahak-bahak.
Kawan-kawannya yang menantang pun juga tertawa. Mereka tidak mengira Abu Nawas secerdik itu untuk memenangkan taruhan seratus keping emas. (AN)