Salah satu hal yang wajib diyakini oleh umat muslim adalah keberadaan hari kiamat. Iman kepada hari kiamat adalah rukun iman kelima setelah iman kepada Nabi-Nabi Allah. Hari kiamat adalah hari akhir bagi dunia dan seisinya. Dan hari dimana semua manusia yang ada akan dimatikan sebelum kemudian dihidupkan kembali untuk menjalani proses penghitungan amal.
Kewajiban meyakini hari akhir dinyatakan salah satunya dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 177. Dan al-Qur’an serta hadis tidak hanya menerangkan tentang keberadaan hari itu saja, tapi juga peristiwa-peristiwa yang terjadi di seputar hari kiamat. Sehingga penting untuk diketahui agar dapat menjadi pengetahuan untuk mempersiapkan diri menghadapi hari tersebut. Di antara hal-hal penting yang akan muncul di hari kiamat adalah:
Pertama, keberadaan alam Barzakh atau alam kubur. Alam Barzakh adalah tempat diantara dunia dan akhirat. Di tempat ini, manusia akan menerima nikmat serta siksa sesuai amal perbuatannya, sembari menunggu datangnya hari kiamat. Allah berfirman dalam surah al-Mukminun ayat 100:
وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.”
Kedua, keberadaan pertanyaan serta nikmat dan adzab di alam Barzakh atau alam kubur. Hal ini dibuktikan dengan diadzabnya Fir’aun setelah kematiannya, sembari menunggu hari kiamat. Allah berfirman dalam surah Ghafir ayat 46:
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”.
Ketiga, dibangkitkannya manusia dari kematian. Seluruh manusia kelak akan dibangkitkan kembali lewat tiupan kedua Malaikat Israfil. Allah berfirman dalam surah al-Mukminun ayat 16:
ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ
“Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.”
Keempat, dikumpulkannya manusia pada satu tempat usai dibangkitkan. Imam at-Tirmidzi meriwayatkan:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً كَمَا خُلِقُوا
“Diriwayatkan dari Ibn ‘Abbas ia berkata, Rasulullah salallahualaihi wasallam bersabda: ‘Pada hari kiamat manusia dikumpulkan dalam keadaan tak memakai alas kaki, telanjang, dan belum dikhitan seperti saat mereka dilahirkan’.”
Kelima, keberadaan syafaat. Imam Ibnu Majah meriwayatkan:
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يَشْفَعُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَلاَثَةٌ الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْعُلَمَاءُ ثُمَّ الشُّهَدَاءُ
“Diriwayatkan dari Utsman ibn ‘Affan ia berkata, Rasulullah salallahualaihi wasallam bersabda: ‘Pada hari kiamat akan ada tiga golongan yang memberi syafaat: para nabi, ulama’ dan syuhada’.”
Keenam, keberadaan perhitungan amal serta pembalasan di tempat berkumpulnya manusia. Allah berfirman dalam surah al-Isra’ ayat 13-14:
وَكُلَّ إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُورًا (١٣)اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu”.
Ketujuh, keberadaan timbangan amal. Allah berfirman dalam surah al-Anbiya’ ayat 47:
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat. Maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.
Kedelapan, keberadaan jembatan penyeberangan (al-shirath). Imam Muslim meriwaatkan bahwa Nabi Muhammad bersabda:
وَيُضْرَبُ الصِّرَاطُ بَيْنَ ظَهْرَىْ جَهَنَّمَ فَأَكُونُ أَنَا وَأُمَّتِى أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُ وَلاَ يَتَكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ إِلاَّ الرُّسُلُ
“Sebuah jembatan dibuat di atas neraka jahanam. Lalu Aku dan umat-Ku menjadi orang yang pertama lewat. Saat itu, tidak ada yang dapat berbicara kecuali para rasul.”
Kesembilan, keberadaan telaga Nabi Muhmmad. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan:
قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « حَوْضِى مَسِيرَةُ شَهْرٍ وَزَوَايَاهُ سَوَاءٌ وَمَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنَ الْوَرِقِ وَرِيحُهُ أَطْيَبُ مِنَ الْمِسْكِ وَكِيزَانُهُ كَنُجُومِ السَّمَاءِ فَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ فَلاَ يَظْمَأُ بَعْدَهُ أَبَدًا
“‘Abdullah ibn ‘Amr ibn ‘Ash berkata: Rasulullah salallahualaihi wasallam berkata: ‘Telaga-Ku luasanya perjalanan sebulan. Sisinya sama. Airnya lebih putih dari susu, baunya lebih harum dari misik, tempat minumnya bak bintang-bintang di langit. Siapa yang minum darinya, maka ia tidak akan haus setelahnya selamanya’.”
Kesepuluh, keberadaan surga. Allah berfirman dalam surah al-Maryam ayat 63:
تِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي نُورِثُ مِنْ عِبَادِنَا مَنْ كَانَ تَقِيًّا
“Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa.”
Kesebelas, keberadaan neraka. Allah berfirman dalam surah at-Tahrim ayat 6:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Keduabelas, manusia dapat melihat Allah. Allah berfirman dalam surah al-Qiyamah ayat 22-23:
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ ()إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.”