Setiap makhluk di dunia ini memiliki jatah umur tersendiri. Ada yang umurnya panjang ada yang pendek bahkan umurnya hanya diberi satu detik. Sudah menjadi tabiat manusia ingin hidup lebih lama di dunia agar dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi alam yang abadi yaitu akhirat. Oleh karena itu, Islam telah menawarkan amalan-amalan yang dapat memperpanjang umur.
Banyak kisah para salaf asshalih yang telah membuktikan amalan-amalan tersebut salah satunya adalah kisah tentang pertemuan khalifah Sulaiman bin ‘Abdul ‘Aziz dengan salah seorang Arab Badui di masjid Damaskus.
Kala itu, khalifah Sulaiman bin ‘Abdul Malik ingin melaksanakan shalat di masjid Damaskus. Saat akan memasuki masjid, ia bertemu dengan salah seorang arab badui yang sudah berumur sangat tua.
“Wahai orang tua, apakah kamu senang jika meninggal detik ini? Tanya sang khalifah.
“Tidak, aku belum mau meninggal,” jawab orang tua itu.
“Kenapa engkau tidak mau sementara umurmu sudah mencapai umur senja yang belum pernah aku lihat sebelumnya? tanyanya lagi.
“Wahai amirul mukminin, masa mudaku dan keburukan-keburukan yang pernah kulakukan telah berlalu. Kini masa tuaku telah datang dan saatnya aku melakukan kebaikan sebanyak- banyaknya. Jika bangun dari tidur, aku selalu memuji Allah begitupun juga saat duduk. Saya senang memuji Allah saat melakukan dua hal itu,” jawab orang tua itu.
“Lalu, amalan apa yang engkau lakukan sehingga engkau yakin bahwa umurmu akan panjang?” tanya sang khalifah penasaran.
“Wahai amirul mukminin, aku selalu berwudhu setiap kali berkatifitas, memperbaiki shalat dan menyambung tali silaturahim,” jawabnya.
“Pantas, kematian enggan untuk menjemputmu,” kata khalifah sambil masuk di masjid.
Tiga amalan yang disebutkan dalam carita di atas terlihat sangat mudah, namun terkadang berat dalam penerapannya. Namun jika dilakukan dengan ikhlas dan konsisten, Insha Allah akan terbiasa. Salah satu bukti dalam hadis tentang amalan yang dapat memperpanjang umur adalah sabda rasulullah SAW. “Barang siapa yang ingin dimudahkan rezekinya dan diperpanjang umurnya maka hendaknya menyambung tali silaturahim,” (HR. Bukhari dan Muslim).