Setiap orang pasti ingin selamat dunia dan akhirat. Itulah hakikat dan tujuan beragama. Agama menyediakan pedoman hidup dan kiat sukses menjalani kehidupan di dunia dan akhirat. Semuanya sudah ada panduannya, baik dalam al-Qur’an, hadis, dan ajaran para ulama. Persoalannya, apakah kita mau mengamalkan atau tidak?
Dalam hadis riwayat al-Tirmidzi, Sahabat Muadz bin Jabal pernah bertanya kepada Rasulullah terkait amalan apa yang bisa dilakukan agar kita masuk surga dan dijauhkan dari api neraka. Muadz bin Jabal bertanya pada Rasulullah:
“Wahai Rasulullah, apa amalan yang bisa membuatku masuk surga dan diajauhi dari api neraka?”
“Kamu bertanya kepadaku tentang suatu yang sangat besar, Allah akan memberi kemudahan kepada orang yang dimudahkan Allah. Caranya, sembahlah Allah dan jangan melakukan perbuatan syirik, dirikanlah shalat, bayar zakat, kerjakan puasa Ramadhan, dan ibadah haji” Jawab Rasulullah.
Rasulullah melanjutkan, “Ketahuilah ada beberapa pintu kebaikan: puasa sebagai benteng, sedekah menghapus kesalahan, seperti air bisa memadamkan api, dan shalat tengah malam.”
Rasulullah menambahkan, “Semua itu bisa hancur lantaran satu hal ini, Rasulullah sembari menunjuk mulutnya, karenanya, kendalikan lisanmu”.
Sederhananya, mengerjakan shalat lima waktu, puasa, bayar zakat, dan haji, atau apa yang dikenal sebagai rukun Islam merupakan jalan masuk surga. Apalagi kalau bisa ditambah dengan mengerjakan amalan sunnah lainnya, seperti memperbanyak puasa sunnah, shalat malam, dan sedekah.
Akan tetapi, yang perlu diketahui, semua amalan yang kita lakukan bisa hancur kalau tidak bisa menjaga lisan kita. Karena itu, Rasulullah pernah mengatakan, orang Islam dan orang beriman itu orang yang mampu menjaga lisannya agar tidak menyakiti orang lain.