Salah satu bagian penting dalam diri manusia adalah hati. Ia mampu menggerakkan seluruh anggota badan untuk berbuat apapun. Bila hatinya penuh penyakit maka akan terpancar prilaku lahirnya yang kurang baik. Sebaliknya jika hati penuh dengan kebaikan maka akan memancarkan sikap bijaksana dalam tindakannya.
Agar hati dipenuhi hikmah atau bijak dalam ucapan dan perbuatan, maka seseorang harus berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkannya. Abu Naim al-Asfihani dalam kitab Hilyat Al-Aulia mengutip perkataan Syaikh Ibrahim al-Khawwas yang memberikan solusi agar hati seseorang selalu dipenuhi inspirasi dan hikmah maka jauhilah empat hal ini:
Pertama, terlalu terlena akan urusan dunia sampai lupa akan kewajiban.
Kedua, memiliki kekhawatiran, ketakutan yang berlebihan tentang hal-hal yang akan terjadi.
Ketiga, senang hidup berlebihan, berfoya-foya karena akan merugikan dirinya sendiri.
Keempat, dengki atau iri hati terhadap orang lain.
Bila keempat hal di atas dijauhi maka hati seseorang akan mudah menerima kebenaran. Hati yang dipenuhi rasa dengki tak pernah tenang, tak pernah puas sehingga hidupnya selalu dilanda kegelisahan dan permusuhan kepada siapapun.
Orang yang mampu menjaga hatinya akan terhindar dari hal-hal yang terlarang. Banyak orang yang merugi karena tak mampu mengendalikan nafsu dan hati.