Tafsir al-Misbah: Iri Hati, Salah Satu Sebab Lahirnya Kejahatan di Muka Bumi

Tafsir al-Misbah: Iri Hati, Salah Satu Sebab Lahirnya Kejahatan di Muka Bumi

Tafsir al-Misbah: Iri Hati, Salah Satu Sebab Lahirnya Kejahatan di Muka Bumi

Iri merupakan penyakit hati yang seringkali menjangkit manusia. Dalam bahasa Arab, iri disebut حسد (hasad) yang berarti cemburu atas nikmat yang dimiliki orang lain disertai harapan nikmat itu hilang dari orang tersebut, baik orang yang iri itu memperoleh nikmat tersebut atau tidak.

Iri hati merupakan salah satu sebab lahirnya kejahatan. Bahkan pembunuhan pertama yang terjadi di muka bumi disebabkan rasa iri hati. Ya, putra Nabi Adam As, Qabil tega membunuh saudaranya sendiri, Habil, lantaran Qabil iri dan tak menerima jika saudaranya itu menikahi Iklima.

Prof. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah menyatakan, adapun iri dalam arti keinginan memperoleh nikmat seperti yang dimiliki orang lain, tanpa mengharap nikmat itu hilang darinya disebut ghibthah.

Pakar tafsir al-Qur’an ini menerangkan, penyebab iri hati di antaranya:

  1. Keangkuhan, merasa bahwa orang lain tak berhak memiliki suatu nikmat, melainkan dirinya yang patut mendapatkannya.
  2. Persaingan, khususnya dalam bidang materi. Di sini, iri hati muncul akibat ketidakmampuan menyamai atau melebihi orang lain yang disaingi itu.
  3. Rasa takut
  4. Cinta kekuasaan
  5. Watak buruk yang telah menjadi sifat seseorang. Watak ini mengantar seseorang iri terhadap orang lain tanpa suatu sebab. Inilah jenis iri hati yang terburuk

Iri dan dengki muncul karena lemahnya iman dalam hati. Orang yang beriman akan selalu optimis, yakin, dan penuh harap kepada Allah SWT, sehingga ia tak perlu merasa iri atas nikmat yang dimiliki orang lain.

Menghapuskan perasaan iri dari hati memang bukan hal mudah. Rasulullah SAW bahkan bersabda “Seseorang tidak dapat menghindar dari tiga hal: Ath-thiyarah (pesimisme), prasangka buruk, dan iri hati. Karena itu, jika bersangka buruk janganlah mencari tahu, jika iri jangan menganiaya (yakni jangan cetuskan isi hatimu dalam bentuk ucapan maupun perbuatan) (HR. Abu Razzak)

Karena sulitnya menghapuskan penyakit hati ini, sebagian ulama menyatakan, iri hati dan kedengkian yang hanya tercetus dalam hati, tidak sampai dikeluarkan dalam bentuk ucapan maupun perbuatan masih ditoleransi, selama orang itu terus berusaha untuk mengikisnya dari hati.

Lebih lanjut Quraish Shihab berpesan, jika timbul rasa iri terhadap orang lain, janganlah meminta agar nikmat itu dicabut darinya, melainkan berdoalah: “Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku seperti yang Engkau anugerahkan kepadanya”

Selain berdoa agar hati terhindar dari iri dan dengki, kita juga dianjurkan berlindung kepada Allah SWT dari sifat iri orang lain kepada kita, salah satu caranya dengan membaca surah al-Falaq. Sebab bisa jadi perasaan iri orang lain akan berdampak buruk pada kita.

Rasulullah Saw juga senantiasa berdoa dari kejahatan iri hati. Dalam hadis riwayat at-Tirmidzi dan an-Nasa’i disebutkan, Rasulullah Saw apabila hendak tidur membuka kedua telapak tangan beliau seraya membaca surah-surah “Qul huwa Allahu Ahad, Qul A’udzu bi Rabbil Falaq, Qul A’udzu bi Rabbin Naas” lalu meniupkannya dan mengusap seluruh badan beliau, dimulai dari kepada dan wajah. Beliau melakukannya tiga kali. (AN)

Wallahu a’lam.

Penjelasan lebih lengkap bisa dibaca di Tafsir Surah al-Falaq dalam Tafsir al-Mishbah. Baca tulisan tentang tafsir Al-Misbah di sini. Kamu juga bisa order di sini Tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab (diskon 10%).