Dalam sejarah Islam disebutkan beberapa hikmah Syaban. Bulan ini dikaitkan dengan orang-orang Arab pada waktu itu banyak berpencar untuk mencari mata air sehingga terpencar dan bercerai-berai. Hal ini mengandung makna bahwa mencari air di padang pasir adalah simbol perjuangan mati-matian untuk mempertahankan hidup. Ada yang mengartikan Syaban adalah pada bulan itu terpancar bercabang-cabang kebaikan yang banyak (yatasya’abu minhu khairun katsir).
Kalau dari pendapat lain Syaban sendiri berasal dari kata Syi’ib yang artinya jalan disebuah gunung atau bisa diartikan jalan kebaikan. Disamping itu adalah perjuangan meraih masa depan yang lebih baik. Dalam konteks ibadah Sya’ban dapat dikatakan sebagai bulan pemantapan iman. Sebab dalam bulan ini seorang muslim dituntut untuk selalu mempersiapkan mental spiritual menyambut datangnya bulan ramadhan yang mulia. Menurut Imam Ibnu Mandzur dalam Lisanul Arab, makna kata Syaban adalah dari lafadz ‘Sya’aba’ atau berarti ‘dhoharo’ (tampak) diantara dua bulan mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan.
Pada bulan Sya’ban ada peristiwa sejarah yang tidak bisa dilupakan oleh umat Islam, yaitu pindahnya kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram. Ceritanya ketika Nabi Muhammad saw. menanti-nanti datangnya peristiwa ini dengan harapan yang sangat tinggi. Setiap hari Beliau tidak lupa berdoa hingga Allah SWT mengabulkan penantiannya Maka turunlah ayat, “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS. Al Baqarah; 144)
Pada bulan ini juga turun ayat tentang anjuran membaca shalawat. Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzab;56).
Salah satu keistimewaan bulan Sya’ban adalah diangkatnya amal-amal manusia pada bulan ini ke langit. Ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh An Nasai yang mengatakan bahwa “Inilah bulan yang di dalamnya amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam.”
Wallahu A’lam.