Hitungan hari dalam seminggu ada tujuh. Salah satu hari yang namanya unik adalah hari Jum’at, ada juga yang membaca Jumu’ah. Jika ditelusuri lebih lanjut, hari-hari yang lain seolah menggunakan hitungan dalam bahasa arab, misalnya Ahad artinya satu, Senin dari kata isnaini yang berarti dua dan seterusnya. Namun hari yang keenam kenapa penamaannya tidak menggunakan kata “Sittah” yang berarti enam, tapi penamaan harinya Jum’at. Sebetulnya Apa hikmahnya?
Imam Munawi dalam Kitab Faidhul Qadir menjelaskan alasan penamaan hari jum’at di antaranya: Pertama, karena pada hari itu umat Islam berkumpul untuk menjalankan shalat Jum’at khususnya bagi laki-laki. Kedua, pada hari Jum’at penciptaan semua makhluk terkumpul dan menjadi sempurna. Ketiga, hari Jum’at sebagai hari bertemunya Nabi Adam dan Hawa di muka bumi. Keempat, pada hari Jum’at Suku Quraisy bertemu nasabnya dengan Qusyai di Dar an-Nadwah.
Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Kitab Fathul Bari menjelaskan bahwa hari Jum’at di masa Jahiliyah dinamakan hari Arubah. Dan orang yang pertama kali mengumpulkan manusia pada hari Arubah adalah Ka’ab bin Luay leluhur Nabi Muhammad SAW untuk mengingatkan kebaikan dan untuk memuliakan Baitullah Al-Haram juga memberi kabar bahwa akan ada Nabi dari daerah itu.
Jadi penamaan hari Jum’at itu setelah Islam datang, dan tradisi yang telah dicetuskan oleh leluhur Nabi masih tetap dilestarikan sampai sekarang.Hari Jum’at memang sangat istimewa bagi umat Islam karena sebagai hari raya mingguan, dan banyak keutamaan pada hari itu diantaranya ada waktu yang mustajab di dalamnya, juga ada anjuran mandi, serta memakai pakaian yang bagus dan wewangian.