Dari Anas bin Malik Ra., Nabi Muhammad Saw. bersabda “Setiap anak Adam berdosa dan sebaik-baik orang yang berdosa ialah orang-orang yang bertaubat”. (HR. Imam Tirmidzi)
Setiap manusia tidak luput dari dosa dan kesalahan, kecuali para Nabi dan Rasul serta orang-orang yang Allah lindungi dirinya dari kemaksiatan dan perbuatan dosa. Hadits di atas mengandung pesan, setiap manusia sudah pasti memiliki dosa dan kesalahan, maka tidak sepatutnya manusia bersikap sombong dan takabur terhadap sesamanya. Seseorang yang telah menyadari bahwa dirinya adalah pelaku dosa, maka hendaknya ia bertaubat atas dosa-dosanya dan memperbaiki diri dengan mengerjakan amal saleh.
Namun, ada juga sebagian dari pelaku dosa yang belum memiliki kesadaran bahwa dirinya adalah manusia biasa yang tak luput dari dosa dan kesalahan. Maka kewajiban kita sebagai saudara seimannya ialah menasehati, membimbing, dan mendoakannya agar ia bertaubat kepada Allah atas dosa-dosa yang pernah ia perbuat. Adapun mendoakan atau memohonkan ampun atas dosa-dosa para pelaku dosa merupakan kesunahan Nabi Muhammad Saw. dan ajaran salafush sholeh yang memiliki keutamaan yang besar di sisi Allah Swt.
Diriwayatkan dari Abi Darda’ Ra. bahwasanya siapapun yang beristighfar (memohonkan ampun) untuk mukminin dan mukminat setiap hari sebanyak dua puluh tujuh atau dua puluh lima kali atau bisa memilih antara salah satu dari keduanya, niscaya ia akan digolongkan termasuk orang-orang yang dengan sebabnya dikabulkan doa mereka (orang-orang beriman) dan diberikan rejeki kepada mereka penduduk bumi. Hadits ini diriwayatkan oleh Al Haitsami dalam karyanya Al Majmu Az Zawaid.
Menurut Ulama sufi hadits di atas menunjukkan sifat-sifat wali Abdaal. Wali Abdaal ialah orang-orang yang dimuliakan oleh Allah di antara hamba-hamba-Nya yang saleh. Dalam kitab An Nashaihud Diniyyah karya Imam Abdullah Al Haddad disebutkan, Nabi Muhammad Saw. bersabda,”Sesungguhnya para wali Abdaal dikalangan umatku bukanlah memasuki surga karena banyaknya shalat maupun puasa mereka, akan tetapi mereka masuk surga karena hati mereka bersih, pribadi yang dermawan, dan bersikap kasih sayang dengan setiap mukmin”.
Hadits tersebut tidak memberikan pengertian bahwa wali Abdaal adalah orang-orang yang tidak banyak sholat dan puasa, justru mereka adalah orang-orang yang baik dan banyak menjalankan ibadah shalat dan puasa serta ibadah lainnya. Akan tetapi sifat sifat yang digambarkan oleh Nabi Muhammad Saw. itulah yang lebih mendekatkan mereka kepada Allah.
Orang-orang yang istiqamah beristighfar untuk orang-orang yang beriman maka mereka akan digolongkan sebagai wali-wali Abdaal. Dan itu adalah anugerah yang besar di sisi Allah Swt.
Dalam riwayat lain dari Ubadah Ra. “Siapapun yang beristighfar untuk mukminin dan mukminat maka dituliskan baginya dengan setiap mukmin dan mukminat satu kebaikan”. Dalam kitab Al Majmu’ Az Zawaid karya Al Haitsami (w. 807 H). Sungguh pahala yang sangat besar bagi mereka yang beristighfar untuk orang-orang yang beriman. Berapa banyak jumlah orang-orang yang beriman segitu pula banyak kebaikan yang ia peroleh.
Alhamdulillah Masyallah Laa Quwwata illa billah ,
Wallahu a’lam.