Keimanan sangatlah penting bagi umat Islam. Tanpa keimanan yang kuat, umat islam bisa dengan mudah melakukan dosa dan melakukan berbagai perbuatan maksiat lainnya. Oleh sebab itu, umat islam sangatlah dianjurkan untuk selalu menjaga keimanan mereka. Tujuannya tak lain yaitu agar senantiasa terhindar dari segala bentuk dosa dan kemaksiatan.
Namun rupanya ada beberapa hal mendasar yang sangat bisa menurunkan keimanan seseorang. Lantas, apa sajakah hal-hal yang bisa menurunkan kadar keimanan seseorang?
Pertama, pergaulan yang salah ternyata sangat bisa menurunkan keimanan seseorang. Rasulullah menegaskan bahwa iman seseorang juga dipengaruhi oleh dengan siapa ia bergaul. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda dalam hadis berikut ini, “Seseorang dapat dinilai dari agama kawan setianya, maka hendaklah di antara kalian melihat seseorang dari siapa mereka bergaul.” (HR. Al-Hakim).
Dalam konteks tersebut, apabila seseorang bergaul dengan orang yang buruk maka ia juga akan menjadi orang yang buruk. Ibaratnya, seorang maling tidak akan mungkin memikirkan majelis taklim dan amalan-amalan kebaikan lainnya. Artinya kebiasaan dan pergaulan akan benar-benar menentukan pola pikir dan perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga kita harus berteman, bergaul dan berinteraksi dengan orang-orang yang sholeh. Tujuannya yaitu agar akal sehat dapat berjalan dengan baik dan hati pun mampu mendapatkan hidayah.
Kedua, keimanan akan menurun apabila seseorang terlalu banyak menuruti angan-angan. Dalam hidup, setiap orang pasti memiliki banyak angan-angan yang ingin dituruti. Namun saat angan-angan tersebut tidak tercapai, maka orang tersebut akan merasa kesal dan bisa saja menjadi kecewa terhadap Allah.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu beliau berkata, “Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam membuat segi empat, kemudian membuat garis panjang hingga keluar dari persegi tersebut, dan membuat garis-garis kecil dari samping menuju ke tengah.
Kemudian beliau berkata, “Inilah manusia, dan garis yang mengelilingi ini adalah ajalnya, dan garis yang keluar ini adalah angan-angannya.Garis-garis kecil ini adalah musibah dalam hidupnya, jika ia lolos dari ini, ia akan ditimpa dengan ini, jika ia lolos dari ini, ia akan ditimpa dengan ini.” (HR. Bukhari).
Hadis tersebut menggambarkan bahwa sesungguhnya angan-angan manusia jauh lebih banyak dari umur yang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Sehingga hendaknya umat Islam tidak terlalu banyak memiliki angan-angan terhadap kehidupan dunia. Sebagaimana dari Anas beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Setiap anak Adam akan menjadi tua dan hanya tersisa darinya dua hal: ambisi dan angan-angannya.” (HR. Baihaqi).
Ketiga, keimanan seseorang akan menurun apabila ia tidak tertarik dengan ilmu agama dan tidak tertarik dengan majelis ilmu. Biasanya, orang yang sudah diperbudak oleh angan-angan dan ambisi dunia biasanya tidak tertarik dengan ilmu agama. Orang tersebut pun menjadi enggan berdzikir sehingga hidupnya semakin tidak tenang dan hati pun kering kerontang.
Mengapa demikian? Pasalnya majelis ilmu sesungguhnya adalah taman surga yang ada di dunia. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Jika kalian melewati taman surga maka singgahlah dengan hati senang.” Para sahabat bertanya, “Apakah taman surga itu?” Beliau menjawab, ” halaqoh-halaqoh dzikir” (atau halaqoh ilmu).” (HR. Tirmidzi).
Mengapa majelis ilmu disebut sebagai taman surga? Sebab majelis ilmu diisi oleh orang-orang yang takut kepada Allah SWT. Sebagaimana Allah berfirman, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hambanya hanyalah orang-orang yang berilmu.” (QS. Fathir: 28).
Demikianlah hal-hal yang ternyata dapat menurunkan kadar keimanan seseorang. Yaitu orang-orang yang berada dalam pergaulan yang salah, orang-orang yang memiliki banyak angan-angan, dan orang-orang yang enggan mengunjungi majelis ilmu.