Dunia yang damai sebenarnya adalah aspirasi di lubuk terdalam setiap manusia di sepanjang sejarah peradaban. Manusia selalu merindukan dan mengupayakan hidup damai sepanjang sejarah kehidupannya. Damai bahkan menjadi pesan penting dalam ajaran agama-agama. Para tokoh dan pemimpin agama selalu menyerukan pentingnya perdamaian.
Namun, adanya kerinduan akan hidup damai justru menggambarkan bahwa kehidupan manusia masih jauh dari kata damai. Berbagai peristiwa dan tindakan manusia yang bertolakbelakang dengan prinsip perdamaian seperti konflik, pertikaian, kekerasan, teror, pembunuhan, dan perang terjadi silih berganti dan selalu mewarnai kehidupan manusia hingga saat ini.
Komitmen untuk hidup damai ini menjadi perhatian Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang pada akhirnya melahirkan sebuah peringatan bertajuk The International Day of Peace (IDP). Peringatan Hari Perdamaian Internasional ditetapkan melalui resolusi Nomor 55/282 tahun 1991 oleh PBB. Peringatan ini pertama kali digelar pada 1982 dan kemudian diperingati setiap tanggal 21 September setiap tahunnya.
Hari Perdamaian Internasional memiliki cita-cita yang luhur agar penduduk di dunia dapat merasakan kedamaian. Tujuannya; pertama, memperkuat cita-cita perdamaian dengan 24 jam tanpa kekerasan dan gencatan senjata. Kedua, meningkatkan komitmen perdamaian di atas segala perbedaan. Ketiga, membangun budaya perdamaian di dunia. Keempat, meski berbeda ras, warna kulit, agama, dan cara hidup, diharapkan budaya perdamaian dapat terwujud secara global.
Mengutip dari laman resmi PBB, tema The International Day of Peace 2023 adalah Actions for Peace: Our Ambition for the #GlobalGoals. Tema ini menyeru bahwa aksi perdamaian membutuhkan partisipasi masyarakat di mana semua lapis warga negara merasa bahwa mereka dapat berkontribusi untuk menciptakan perdamaian. Artinya, masing-masing individu adalah duta perdamaian minimal untuk dirinya sendiri.
Meski demikian, damai dalam pengertian ini tidak melulu soal konflik antar kelompok atau identitas. Damai bisa berarti membangun relasi harmonis antara manusia dengan lingkungan tempat mereka hidup.
Seiring berjalannya waktu, sebagian besar fokus kita banyak dialokasikan pada isu-isu konflik sosial, sehingga problem lingkungan hidup menjadi tidak terjamah. Padahal, perdamaian antar umat manusia tidak akan ada artinya jika bumi yang kita sebut rumah ini berantakan.
Pertama-tama, kita kudu paham bahwa kita saat ini sedang berhadapan dengan krisis lingkungan global yang serius. Perubahan iklim, polusi, kerusakan habitat, dan penurunan keanekaragaman hayati adalah masalah-masalah yang mempengaruhi seluruh planet ini. Kesadaran akan krisis ini adalah langkah pertama menuju perdamaian dengan lingkungan hidup.
Salah satu cara paling efektif untuk berdamai dengan lingkungan adalah dengan mengubah pola konsumsi kita. Ini mencakup mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menghemat energi, dan memilih produk yang ramah lingkungan. Mengurangi limbah dan konsumsi berlebihan juga merupakan langkah penting.
Berdamai dengan lingkungan adalah tugas kolektif. Negara-negara, perusahaan, komunitas lokal, dan individu harus bekerja sama untuk menciptakan kebijakan, teknologi, dan budaya yang mendukung lingkungan yang sehat.
Tindakan kita di satu tempat dapat memiliki dampak global. Misalnya, kebakaran di Gunung Bromo, yang dilakukan orang tak bertanggungjawab, tidak hanya berdampak pada Gunung Bromo itu sendiri, melainkan juga menghasilkan emisi karbon yang mempengaruhi iklim global. Kesadaran akan keterkaitan ini harus mendorong kita untuk bertindak dengan hati-hati.
Berdamai dengan lingkungan hidup bukan hanya tentang memperbaiki dunia untuk generasi berikutnya, tetapi juga tentang memastikan bahwa kita dan generasi sekarang dapat terus menikmati sumber daya dan keindahan alam yang kita cintai. Ini adalah tanggung jawab bersama yang harus diemban oleh semua orang.
Edukasi soal perdamaian antar sesama manusia memang penting, tetapi meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan juga tak kalah krusial. Pendidikan yang memaparkan anak-anak dan masyarakat umum tentang dampak dari tindakan kita terhadap lingkungan dapat menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Sekolah-sekolah, perguruan tinggi, dan komunitas dapat berperan dalam mendidik dan menginspirasi individu untuk berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Dengan berdamai dengan lingkungan, kita bukan hanya menjaga masa depan bumi bagi generasi mendatang, tetapi juga menciptakan dunia yang lebih baik bagi diri kita sendiri saat ini. Ini adalah peluang untuk merangkul gaya hidup yang lebih berkelanjutan, mengejar inovasi teknologi yang ramah lingkungan, dan menjadi bagian dari gerakan global yang memperjuangkan perdamaian dengan alam. Masa depan kita dan planet ini adalah tanggung jawab bersama, dan berdamai dengan lingkungan adalah langkah penting menuju masa depan yang lebih baik.