Di Indonesia, peringatan hari buruh (May Day) beriringan dengan peringatan hari pendidikan. Dan, uniknya, Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan Indonesia adalah orang pertama yang menerjemahkan lagu “La Internationale ” dalam bahasa Indonesia.
Lagu terjemahan Ki Hajar inilah yang dinyanyikan oleh Muso dan Amir Syarifuddin sesaat sebelum dieksekusi mati.
La Internazionale, kita tahu, adalah lagu kebangsaan kaum buruh, kaum proletariat.
Belakangan, Ki Hajar memang dikenal sebagai bapak pendidikan yang integralistik, memposisikan anak didik bukan sebagai objek tetapi sebagai subjek. Pendidikan adalah alat pembebasan dari penindasan.
Ki Hajar menolak mentah-mentah pendidikan model kapitalisme yang hanya menjadikan anak didik sebagai pemasok tenaga kerja.
Ki Hajar Dewantara bertutur :
Dengan budi pekerti, tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka (berlepribadian), yang dapat memerintah atau menguasai diri sendiri. Inilah manusia beradab dan itulah maksud dan tujuan pendidikan dalam garis besarnya.”
Artinya, pendidikan bertujuan untuk memerdekakan anak didik dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. Anak didik yang berdaulat terhadap dirinya sendiri.
Pendidikan yang memerdekakan niscaya menghadirkan relasi majikan – buruh, Borjuis – proletar, yang manusiawi.
Relasi yang berkeadilan tanpa penindasan. Majikan memposisikan buruh sebagai manusia dengan segala hak-hak manusiawinya, bukan sekedar sebagai mesin produksi yang diperas keringatnya untuk meng-kaya-kan majikan.
Di titik ini, terdapat titik pertautan antara pendidikan yang memerdekakan dengan sosialisme Indonesia.
Haris el Mahdi, FB@ Haris El Mahdi Gusdurian Batu Malang