Habib Ali al-Jufri, dai asal Jeddah yang kini tinggal di Uni Emirat Arab berpendapat bahwa tidak ada seorang alim yang membolehkan untuk membunuh orang lain hanya karena perbedaan pendapat tentang syariat.
Hal ini diungkapkan oleh Habib Ali melalui akun twitternya yang telah “centang biru”.
“Tidak ada orang yang benar-benar alim yang memperbolehkan untuk membunuh orang lain hanya karena perbedaan pemahaman tentang syariat,” tulis Habib Ali.
لا يوجد عالم معتبر يجيز قتل الناس على مجرد الاختلاف في المفاهيم الشرعية، إنما هم الخوارج .
— علي الجفري (@alhabibali) June 22, 2020
Tidak kali ini Habib Ali memberikan pendapatnya terkait perbedaan. Sebelumnya, pendakwah yang merupakan sahabat dan murid Habib Umar bin Hafidz ini juga pernah berpidato dengan lantang bahwa ia sangat mengasihi semua manusia, termasuk orang-orang yang berbeda keyakinan dengannya.
Saat berkunjung ke Indonesia, Habib Ali juga mengonfirmasi pernyataan-pernyataan tentang kebolehan mengucapkan selamat natal. Habib Ali menyebutkan bahwa siapapun boleh berbeda pendapat terkait ucapan selamat natal.
Memang benar, seorang yang alim pasti memahami bahwa perbedaan dalam memahami syariat adalah bagian dari rahmat Tuhan. Kita banyak mendengar bahwa Allah SWT memberikan berbagai perbedaan pandangan ulama dalam hal syariat adalah kemurahan Allah kepada para hambanya.
Tidak hanya itu, menurut Habib Ali, jika ada seorang alim namun membolehkan untuk membunuh orang lain hanya karena berbeda pendapat tentang keagamaan, maka sejatinya orang tersebut adalah orang Khawarij.
Dalam sejarahnya, orang Khawarij memang tergolong orang yang tidak mau menerima perbedaan pendapat. Beberapa sahabat, termasuk Ali bin Abi Thalib, merupakan salah satu bukti kekejaman Khawarij ini.
Twit Habib Ali ini bisa kita jadikan acuan bahwa seorang yang alim akan selalu mengasihi orang lain, termasuk orang yang berbeda pandangan dengannya. Orang alim yang sejati adalah orang yang mencerahkan orang lain dengan dakwahnya yang ramah dan tidak mencaci maki.
Kita perlu hati-hati, jika ada orang yang kita anggap alim namun malah memerintahkan orang lain untuk membunuh orang yang berbeda pandangan dengannya. Jika ada orang yang dianggap alim namun berbuat demikian, maka sejatinya ia bukan orang alim yang sesungguhnya. (AN)