Toleransi dalam sebuah perbedaan budaya, adat istiadat, termasuk keyakinan masih menjadi perbincangan menarik untuk khalayak. Perihal ini juga yang tak jarang menimbulkan persoalan di lingkungan masyarakat luas.
Melihat potensi persoalan demikian, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) turut berkomentar. Menurut adik kandung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini, sikap toleransi sebetulnya sudah dilakukan oleh berbagai kalangan. Bahkan pada masa umat yang masih belum punya agama yang jelas, mereka juga telah menerapkan sikap toleransi antar sesama.
“Pada Perjanjian Madinah, berisi kesepakatan antara umat Nasrani dengan umat Yahudi dan orang-orang belum bertuhan alias mereka yang masih menyembah berhala. Sebuah kesepakatan untuk saling menghormati, saling membantu,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Tak hanya itu, sikap toleransi mereka juga sampai pada jaminan keamanan jiwa hingga harta-harta mereka. Mereka saling bersepakat untuk menjaga. “Hingga jaminan keamanan orang muslim dan non muslim, baik berupa keamanan hartanya, jiwanya, maupun keamanan dalam menjalankan ibadahnya,” jelas Gus Sholah.
Sikap toleransi tersebut, menurutnya juga telah dijelaskan dalam Al-Qur’an. Tak sedikit ayat-ayat Al-Qur’an yang menyinggung terkait toleransi. “Lanaa a’maluna wa lakum a’malukum. Islam adalah agama yang toleransi. Islam bukanlah teroris,” katanya.
*A Syamsul Arifin