Nadirsyah Hosen, pengajar di Monash University Australia memberikan saran kepada semua orang yang ingin belajar Islam untuk berhati-hati memilih guru. Menurut Gus Nadir, sapaan akrabnya, sanad keilmuan seorang guru itu sangat penting.
“Kita mungkin kaget ketika ada seorang ustadz yang belepotan ketika mentasrif kata kafir, ada juga yang tidak bisa membedakan jamak dari kafir dan kuffar. Ini bukti kelau mereka ini tidak pernah mengenyam pendidikan pesantren. Sanad keilmuannya tidak jelas, tapi tiba-tiba jadi ustadz di media sosial, saya tak perlu menyebut namanya siapa,” tutur Gus Nadir saat Launching Buku Tafsir Al-Qur’an di Medsos yang diselenggarakan di Pesantren Takhassus Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta (30/9).
Itulah perlunya kita harus mengetahui sanad keilmuan seorang ustadz sebelum belajar Islam kepadanya. Bagi Gus Nadir, boleh saja belajar Islam melalui media sosial, tetapi juga perlu mempertimbangkan kredibilitas dan sanad keilmuannya, bukan pada penampilan dan pakaiannya.
“Walaupun pakai gamis, pakai surban,” lanjut Gus Nadir.
“Nah, jadi semakin spesifik, kan, ciri-cirinya, heheh,” tambah Gus Nadir disusul tawa para peserta yang hadir.
Gus Nadir juga menyinggung perlunya untuk meneliti sebuah akun sebelum percaya dan belajar Islam kepada akun tersebut.
“Jangan percaya pada akun anonim,” tuturnya.
Menurutnya, akun anonim di media sosial itu statusya sebagaimana rawi yang majhul, yaitu rawi yang tidak dikenal dan tidak bisa dipertanggungjawabkan kredibilitasnya. Bagi Gus Nadir, hadis yang diriwayatkan oleh rawi yang majhul, maka hadisnya menjadi daif, begitu juga jika kita belajar Islam dengan akun anonim.