Gus Mus: Kiai, Ustadz, Habaib, Tolong Hadirkan Lagi Akhlak Rasulullah SAW

Gus Mus: Kiai, Ustadz, Habaib, Tolong Hadirkan Lagi Akhlak Rasulullah SAW

Dalam sebuah video, Gus Mus mengimbau kepada kiai ustadz dan habaib untuk hadirkan lagi akhlak Rasulullah SAW.

Gus Mus: Kiai, Ustadz, Habaib, Tolong Hadirkan Lagi Akhlak Rasulullah SAW

KH. Mustofa Bisri mengimbau kepada kiai ustadz dan habaib supaya menghadirkan kembali akhlak Rasulullah SAW. Gus Mus, begitu beliau akrab disapa, menyampaikan petuah tersebut dalam sebuah video yang diunggah oleh Netizen NU.

Dalam video tersebut, Gus Mus memberikan mauidhah hasanah dalam sebuah acara virtual Haul KH. Ahmad Masduqi Machfudz dan Ny. Hj. Chasinah Chamzawi, yang merupakan sesepuh dari Pondok Pesantren Nurul Huda Mergosono, Malang. Acara haul tersebut diselenggarakan pada hari Ahad, 29 November lalu.

 

Pesan dari Gus Mus di atas, sekalipun tertuju kepada para kiai ustadz dan habaib, namun sangat penting sebagai perenungan kita bersama. Umat Islam selama ini, terutama jika kita merefleksikan apa yang sering terjadi di Indonesia, seringkali disibukkan dengan polemik yang tidak berkesudahan. Mulai dari riuh agama sebagai alat meraih kekuasaan, dakwah yang mengejek dan penuh caci-maki alih-alih mengajak, sampai pada kasus ekstremisme yang kembali menyeruak ke permukaan.

Berikut imbauan Gus Mus sebagaimana dalam video yang diunggah oleh akun twitter Netizen NU:

“Saya ingin terutama mengimbau kepada kiai-kiai muda ini. Jangan sampai tidak.” Tutur Gus Mus dalam video tersebut.

“Berusaha meniru dalam kasih sayangnya. Kasih sayangnya kepada umat. Umat ini betul-betul rindu kepada akhlaknya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rindu kepada perilakunya yang santun, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.“

Selanjutnya, Gus Mus mengimbau kepada para kiai, ustadz dan habaib supaya menghadirkan lagi akhlak Rasulullah SAW. Beliau menyampaikan pesan ini diselingi dengan isak penuh haru, “Tolong para kiai, para ustadz, para habaib, tolong. Hadirkan lagi akhlaknya Rasulullah SAW. Kasih sayangnya Rasulullah kepada seasama. Dakwahnya Rasulullah yang mengajak, tolong dihadirkan.”

Gus Mus menambahkan, imbauan supaya menampilkan akhlak Rasulullah SAW tersebut supaya orang awam, terutama yang tidak paham al-Quran dan tidak paham pribadi Rasulullah SAW bisa menirunya.

“Tolong dihadirkan juga kasih sayang agar orang-orang yang awam yang tidak paham al-Quranul Karim, yang tidak paham pribadi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa menyimak anda sekalian yang ngerti al-Quran, yang ngerti sirah Rasulullah SAW.”

“Tolong tampilkan itu bukan hanya dalam ucapan saja. Tapi dalam perilaku. Tolong tampilkan itu dalam perilaku agar orang-orang awam ini dapat menirunya. Mudah-mudahan ini termasuk jariyah anda sekalian kalau anda sudi menampilkan akhlak Rasulullah SAW pada masyarakat terutama yang sekarang ini. Cukup itu.”

KH. Mustofa Bisri, Kiai kharismatik asal Rembang tersebut, selama ini memang dikenal sebagai sosok Kiai yang konsisten menyuarakan dakwah Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Tidak berlebihan jika Rais Aam PBNU periode 2015 ini kita sebut sebagai salah satu sesepuh bangsa Indonesia saat ini.

Gus Mus memang berdakwah tidak hanya lewat mimbar dan tuturan yang lembut, tapi juga mengejawantahkannya melalui goresan pena dan warna lewat karya sastra, seni kaligrafi dan lukisan. Sehingga menarik simpati manusia semua kalangan, bahkan bagi mereka yang tidak memeluk Islam sebagai agama. Mengikuti jalan dakwah yang ditempuh oleh Gus Mus tidak hanya berjalan di sepanjang jalan yang rindang, tetapi juga indah dan penuh kasih sayang.

Maka sungguh ironis jika melihat sosok kiai ustadz dan habaib yang dakwahnya jauh dari misi kasih sayang Rasulullah SAW. Akhirul kalam, tidak perlu lah kita menuding hidung dan nama siapa. Cukup wejangan, atau mungkin teguran dari KH. Mustofa Bisri menjadi perenungan bersama, apakah sejauh ini kita sudah menghadirkan akhlak Rasulullah dalam diri?