Gus Mus dan Gus Baha Saja Ikut Vaksin, Kenapa Ikut Ulama Penolak Vaksin yang Justru Mengantarmu Menuju Kematian?

Gus Mus dan Gus Baha Saja Ikut Vaksin, Kenapa Ikut Ulama Penolak Vaksin yang Justru Mengantarmu Menuju Kematian?

Ada ulama yang justru mendekatkan kamu menuju kematian dan justru menjauhkan dari ikhtiar dapat obat.

Gus Mus dan Gus Baha Saja Ikut Vaksin, Kenapa Ikut Ulama Penolak Vaksin yang Justru Mengantarmu Menuju Kematian?

Ada sebagian ulama dan Ustadz yang secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi menyebut vaksin untuk Covid-19 adalah barang haram dan untuk itu muslim sebaiknya tidak perlu ikut-ikutan. Anda bisa dengan mudah menemukan jejak digital itu bersebaran di google maupun di grup Whatsapp. Namun, anda juga bisa mendapatkan fakta, lebih banyak lagi ulama yang justru mendukung vaksinasi sebagai bagian dari ikhtiar untuk menolak bala’ (penyakit) bernama virus Covid-19.

Gus Mus dan Gus Baha adalah salah dua di antara ulama-ulama itu. Keduanya adalah panutan dan secara terbuka mengajak umat muslim untuk senantiasa berikhtiar, menjaga Kesehatan dan tidak gampang gelombang arus yang—dalam bahasa saya—justru membawa kita menuju lubang kematian. Virus ini begitu membuat sendi-sendi hidup kita goyah, sudah puluhan ribu orang wafat di negeri ini dan jutaan manusia lain di pelbagai belahan dunia meregang nyawa dan vaksin adalah salah satu benteng agar kita tidak terjatuh ke lubang yang sama.

Gus Mus bahkan sudah jauh-jauh hari mengigatkan kita untuk taat protokol Kesehatan (prokes) dan beberapa waktu lalu ikut vaksin.  “Saya alhamdulillah sudah selesai divaksin. Ternyata tidak terasa apa-apa. Enak, alhamdulillah. Mudah-mudahan sehat. Mudah-mudahan semuanya divaksin,” terang Gus Mus melalui media sosial Gus Mus Channel yang diunggah pada Selasa (2/3/2021).

Gus Mus pun mengajak masyarakat untuk turut serta vaksinasi. Lewat pelbagai platform media sosial miliknya, beliau kerap mengingatkan kita untuk menghargai kemanusiaan kita dan melihat manusia tidak hanya sebagai angka. Kematian, anda tahu, sudah begitu dekat dan covid-19 ini terasa lebih mendekatkan lagi.

Vaksin ini, kata Gus Mus, bukanlah untuk kita secara pribadi. Tapi lebih dari itu, untuk kemasalahatan bersama. Dalam bahasa medis, kita menyebut keberhasilan ini sebagai herd immunity (kekebalan kelompok) yang akan terjadi jika masyarakatnya sudah tervaksinasi secara benar.

“Jadi (vaksin) itu bukan untuk diri kita sendiri, tapi juga untuk saudara-saudara kita. Supaya kita tidak terkena, tapi juga orang lain tidak tertular,” tuturnya.

Beliau juga menuturkan, kenapa kita harus vaksin? Karena ya pandemi dan ini ikhtiar. Sehingga, masyarakat bisa hidup lagi seperti sebelumnya, bisa hidup normal Kembali tanpa takut adanya penyakit.

“Nantinya kita bisa silaturahmi dengan saudara-saudara kita, bisa bekerja dengan baik,” harapnya. “Ingat, meskipun kita sudah divaksinasi, 3M jangan lupa; tetap gunakan masker untuk menjaga supaya yang lain tidak terpapar,” imbusnya.

Gus Baha pun demikian. Bahkan jauh-jauh hari belia juga mengigatkan mereka-mereka yang pongah dengan berkata ‘penyakit dari Allah dan Allah yang menyembuhkan’ yang menurut beliau ada persepsi yang keliru. Maksud dari kalimat ini bukan kok kita berdiam diri dan serta merta virus akan hilang. Justru sebaliknya.

Ikhtiar adalah kunci keberhasilan dan prasangka kita sudah melewati apa yang harusnya jadi ‘tugas Allah’. Prasangka tanpa diikuti oleh tindakan hanyalah sebuah kemusykilan dan Cuma membuat kita jadi makhluk yang pongah. Seolah kita bisa langsung komunikasi dengan Allah.

Ada sebuah cerita yagn dituturkan oleh Gus Baha tentang pongahnya manusia atas obat. Kisah dari ini Nabi Musa ketika ia sakit dan mendatangi dokter. Setelah didiagnosis dan dapat obat, Nabi Musa justru enggan meminumnya. Alasannya: nanti akan disembuhkan langsung oleh Allah, tidak usah lewat obat.

Lalu beliau pun bertutur langsung, apa betul Allah saya, Musa, butuh obat untuk sembuh? Dan apa jawaban dari Gusti Allah?

“Kata dokter bagaimana?” Tanya Gusti Allah

“Karena, kata mereka, Obat itu fungsinya begini dan begini,” jawab Nabi Musa.

“Wahai, Musa. Yang membuat fungsi itu siapa?

Musa jawab,”Tentu Engkau, Wahai Tuhanku, Allah SWT.”

“Aku yang membuatnya, tapi tinggal minum saja (obat) kok kamu keberatan?”

Obrolan dari kitab Ihya Ulumuddin yang dinukil Gus Baha dan disebarkan Santri Gayeng ini kita pun bisa mengambil pelajaran penting: untuk urusan obat, ya manusia berikhtiar karena segala obat dari Gusti Allah. Manusia harus mencari dan vaksinasi adalah salah satu ikhtiar manusia untuk menjaga diri kita.

Lalu, kenapa kita justru ikut pendapat mereka yang anti vaksinasi dengan alasan konspirasi tidak jelas itu atau alasan apa pun itu yang justru akan mendekatkan kita menuju kematian?

Saya percaya ulama seperti Gus Baha dan Gus Mus. Saya percaya vaksin adalah ikhtiar manusia untuk mendapatkan obat dari-Nya. Semoga kita semua mendapatkan perlindungan dan terbebas dari virus ini.