Gelar Diskusi Bareng Greenpeace dan PPIM UIN Jakarta, Islamidotco: Islam Melarang Kerusakan

Gelar Diskusi Bareng Greenpeace dan PPIM UIN Jakarta, Islamidotco: Islam Melarang Kerusakan

Gelar Diskusi Bareng Greenpeace dan PPIM UIN Jakarta, Islamidotco: Islam Melarang Kerusakan
Screenshot

Jakarta, islami.co – Rencana pemerintah untuk membuka 20 juta hektar lahan baru memunculkan pro dan kontra di masyarakat.

Hal itu lantaran masyarakat mengkhawatirkan ancaman deforestasi akibat pembukaan lahan. Indonesia sendiri menjadi salah satu negara dengan tingkat deforestasi tertinggi di dunia.

Lalu, bagaimana umat muslim Indonesia sebagai umat beragama dengan populasi terbesar menyikapi persoalan tersebut?

Untuk menjawabnya, Islamidotco menggelar Diskusi di Kafe bertajuk “Omon-omon Deforestasi: Bagaimana Muslim Bersikap?” pada Rabu (26/2/2025) sore.

Ketua PBNU Savic Ali dalam sambutan untuk diskusi yang digelar di Outlier Cafe ini mengatakan, Islam melarang segala jenis perusakan, termasuk deforestasi.

“Islam itu melarang segala tindakan perusakan, dan deforestasi itu dianggap oleh seluruh dunia sebagai salah satu tindakan perusakan,” terangnya.

Global Head of Forest Campaign Greenpeace Indonesia Kiki Taufik menanggapi pernyataan Presiden Prabowo yang menyebut bahwa pembukaan lahan untuk sawit bukan termasuk deforestasi.

“Banyak sekali efek dari pernyataan Presiden Prabowo soal pohon sawit,” ujarnya.

Kiki menjelaskan, dampak dari pembukaan lahan untuk sawit itu sangat besar, khususnya akibat proses land clearing.

“Proses penanaman sawit itu diawali dengan proses clearing yang membuat seluruh biodiversitas di hutan hilang. Bahkan yang terkecil sekalipun seperti serangga,” terangnya.

Peneliti PPIM UIN Jakarta Iim Halimatussa’diyah membeberkan sejumlah hasil survei nasional terkait pengetahuan, sikap, dan perilaku muslim terhadap isu lingkungan yang dilakukan oleh lembaganya.

Hasil survei menunjukkan, kata Iim, bahwa muslim di Indonesia memiliki pengetahuan dan sikap yang baik. Hanya saja, mereka menunjukkan perilaku yang kontradiktif.

“Muslim di Indonesia memiliki pengetahuan yang tinggi soal perubahan iklim, juga memiliki sikap pro-lingkungan. Sayangnya, perilaku mereka bertentangan dengan pengetahuan dan sikap yang mereka miliki,” tuturnya.

Guru Besar Sosiologi Pembangunan ini menambahkan, agama memiliki potensi besar untuk menjadi pendorong kepedulian terhadap lingkungan. Di antara potensi tersebut adalah keberadaan ormas keagamaan.

“Deforestasi itu adalah isu struktural, dan ormas keagamaan paling berpotensi untuk mendorong orang-orang muda menyasar isu struktural ini,” bebernya.

Pimpinan Redaksi Islamidotco Alvin Nur Choironi membeberkan, muslim perlu mempertanyakan konsep hari kiamat yang selama ini mereka ketahui.

“Jangan-jangan hari kiamat yang sifatnya apocalypse, bukan tiba-tiba terjadi, tapi ada sebab-akibat, ada faktor yang membuat dunia itu hancur,” ulasnya.

Ia mengimbuhkan, “jangan-jangan itu semua karena ulah manusia yang nggak tahu diri.”

(AN)