Guru Besar Filologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus staff menteri agama, Oman Fathurrahman memberikan tips kepada para millenial agar tidak mudah menyebarkan hoaks.
Oman menyebutkan bahwa ada dua hal yang harus dilakukan ketika menerima informasi. Hal ini terinspirasi dari bidang keilmuan yang ia geluti, yaitu filologi.
Pertama, biasakan melacak sumber primer terlebih dahulu saat menerima informasi.
Hal ini disebut Oman sangat penting untuk memastikan seberapa kredibel sumber pesan tersebut.
Selain itu, sumber primer juga harus dilacak dengan benar dan sedalam-dalamnya hingga tidak lagi menemukan sumber lain, baru dilempar ke publik. Oman mengibaratkan mencari sumber primer dengan menarik anak panah.
“Semakin jauh anda menarik anak panah ke belakang, sejauh Anda menemukan sebuah sumber primer hingga tidak ada lagi, maka boleh lepaskan informasi atau anak panah tersebut,” ujarnya
Kedua, biasakan mencari konteks dari informasi yang didapatkan. Walaupun sudah mendapatkan sumber primer, kita juga harus memastikan konteks sebenarnya dari sebuah berita tersebut.
“Jangan sebarkan foto atau berita sebelum tau konteksnya,” tuturnya.
Jika salah memahami konteks sebuah berita tersebut, maka kita juga bisa salah dalam memahami berita.
Oman melanjutkan bahwa hal yang kedua ini pernah menimpa menteri agama, Lukman Hakim Saifuddin saat menyampaikan pandangannya atas kelompok LGBT. Oman menyebutkan, karena tidak difahami konteksnya, ucapan Menag tentang LGBT tersebut menimbulkan salah faham, padahal ucapan tersebut dapat diakses melalui sumber primer.
Tips dari dosen filologi UIN ini disampaikan pada acara “Pelatihan Literasi Informasi Bagi Generasi Millenial” yang diselenggarakan oleh Dirjen Bimas Islam Kemenag di Hotel Aston, 25 Juni 2019.