Seorang teman mengirim pesan singkat, “Jok, tolong buat ucapan untuk Glenn”. “Ucapan apa?” tanyaku. “Glenn meninggal.”
Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.
Saya langsung kaget. Hari ini saya masih mendengar lagu-lagunya. Belum lama ini, saya bahkan menyaksikan konsernya. Saya juga hadir saat mendiang mengisi acara di Haul Gus Dur tahun 2018. Pada saat itu ia mengenakan peci hitam dan berbaju batik. Suara indahnya mengalun, menyihir para tamu yang hadir untuk menghormati peringatan wafatnya sang guru bangsa, Gus Dur. Dan, ya, kini Glenn telah benar-benar meninggal.
Glenn juga pernah menghadiri momen Haul Gus Dur di Yogyakarta pada tahun 2018. Pada saat itu, Glenn bercerita tentang upaya perdamaian Ambon pasca konflik. pic.twitter.com/x4exDWdP5Y
— Jaringan GUSDURian (@GUSDURians) April 8, 2020
Di antara musisi di Indonesia, Glenn merupakan musisi yang memiliki concern di isu perdamaian. Ia masuk ke lingkaran persahabatan dengan banyak aktivis. Ia berbicara tentang Papua. Juga, tentang 65. Bahkan, ia terlibat dalam pembuatan film bagi para excile tersebut. Tentang Gereja Yasmin. Tentang reklamasi. Dan tentu saja tentang konflik Ambon, tanah tumpah darahnya.
Meski berstatus penyanyi kondang, hingga tahun 2014 saya belum mengenal Glenn. Kendati lagu-lagunya tidak sengaja saya dengar di warung burjo hingga supermarket, saya sama sekali tidak tahu tentangnya. Film Cahaya dari Timur garapan Angga Dwimas Sasongko di tahun 2014 inilah yang pertama kali ‘mempertemukan’ saya dengannya.
Film tersebut menceritakan kisah yang sangat dekat dengan kehidupan kita: sepak bola. Seorang pelatih SSB sebuah kampung bernama Sani Tawainella dihadapkan pada situasi sulit ketika konflik Ambon pecah. Ia kemudian mengajak anak-anak yang berbeda agama untuk berbaur melalui sepak bola.
Cahaya dari Timur diangkat dari kisah nyata. Bahkan ‘aktor hidupnya’ masih ada hingga saat ini. Salah satunya adalah Alfin Tuasalamony, pemain belakang yang tangguh yang kini membela Persebaya Surabaya dan juga tampil untuk Timnas Indonesia.
Saya ingat sekali, di sebuah nobar film yang saya moderatori, salah seorang yang berasal dari Maluku bercerita pengalamannya tentang konflik Ambon. Ia mengamini semua yang digambarkan dalam film yang diproduseri Glenn tersebut.
“Bahkan di tempat kami binatang punya agama. Kucing beragama Islam, dan anjing beragama Kristen,” kata dia.
Polarisasi umat antara Kristen dan Islam memang sangat kuat. Bahkan media mengambil peran untuk memeruncing segregasi tersebut. Maka, ketika seorang peserta nobar menonton gambaran kampung halamannya, ia merasa sangat terwakili. Dan berharap konflik serupa tidak pernah jadi.
Glenn tentu tidak ingin membuka lama. Sebaliknya, melalui film Glenn tampaknya ingin menunjukkan bahwa konflik merupakan sesuatu yang mengerikan. Tiga tahun Ambon dilanda konflik. Tiga tahun itu pula warga terpisah dari saudaranya yang berbeda agama. Gagasan perdamaian adalah hal yang sangat penting untuk disuarakan.
Saya sangat berterima kasih pada Glenn karena dua hal. Pertama, karena saya warga Indonesia. Seruan perdamaian yang disuarakan Glenn adalah upaya menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran. Sebab sebagaimana diucapkan oleh Gus Dur bahwa Indonesia ada karena keberagaman. Jika keberagaman diberangus, hilang pula jati-diri Indonesia.
Kedua, karena saya seorang muslim. Film yang dibuat oleh Glenn sedikit banyak membantu saya menghilangkan stigma negatif terkait suatu kelompok dalam konflik antar agama. Sebelum saya terlibat di isu-isu keberagaman, saya adalah orang yang sangat membenci umat agama lain. Terlebih di situasi konflik. Namun gambaran yang utuh membuat saya bisa memahami bahwa konflik terjadi bukan karena ajaran agama, tetapi ada segelintir orang yang mendorong latar identitas sebagai cara mencari kekuatan.
Akhirnya dari situ kita belajar. Semua agama memang mengajarkan cinta. Semua agama menginginkan perdamaian. Jika pun kita diajarkan memercayai agama yang dianut sebagai kebenaran, bukan berarti kita harus memusuhi kebenaran orang lain. Lakum diinukum waliyadiin. Bagimu agamamu, bagiku agamaku.
Jika sekarang saya bersedih dan mendoakan Glenn, saya hanya meniru apa yang dilakukan Nabi Muhammad ketika sahabatnya seorang Raja Najasyi Habsyah (Ethiopia) meninggal dunia. Waktu itu, tak lama setelah peristiwa penaklukkan kota Makkah (Fathul Makkah), kabar meninggalnya Raja Najasyi sampai kepada Rasulullah Saw.
Rasulullah pun mendoakan raja beragama Nasrani yang pernah melindungi umat muslim ketika diburu oleh kafir Quraisy tersebut. Bahkan ada kisah yang menyebut Nabi mengajak para sahabat untuk Salat Ghaib. Wallahua’lam.