Doa dan Amalan di Hari Arafah, Langsung dari Nabi SAW

Doa dan Amalan di Hari Arafah, Langsung dari Nabi SAW

Rasul mengajarkan amalan-amalan di hari Arafah,

Doa dan Amalan di Hari Arafah, Langsung dari Nabi SAW
A Muslim pilgrim prays on Mount Mercy on the plains of Arafat outside the holy city of Mecca December 7, 2008. More than two million Muslims began the haj pilgrimage on Saturday, heading to a tent camp outside Mecca to follow the route Prophet Mohammad took 14 centuries ago. REUTERS/Ahmed Jadallah (SAUDI ARABIA)

Bulan Dzulhijjah rasanya tidak lengkap jika tanpa hari Arafah. Rasulullah memberikan beberapa amalan utama yang diamalkan pada hari Arafah.

Setidaknya ada tiga amalan hari Arafah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Amalan-amalan ini bisa dilacak melalui beberapa hadis yang diriwayatkan dari sahabat hingga para ulama mukharrij hadis.

Berikut ini tiga amalan hari Arafah yang bisa kamu lakukan berdasarkan petunjuk Rasulullah SAW.

  1. Memperbanyak doa
  2. Berpuasa hari Arafah
  3. Bersedekah
  4. Memperbanyak berbuat baik
  5. Bertakbir hingga hari tasyriq

Pertama, memperbanyak doa.

Ali bin Abi Thalib, sahabat Rasulullah SAW sekaligus menantunya pernah bercerita bahwa sang nabi pernah bersamanya pada sore hari Arafah seraya mengucapkan sebuah doa. Doa ini bisa dilacak dalam hadis Rasulullah SAW riwayat Imam at-Thabrani.

Dalam riwayat yang lebih lengkap, riwayat Imam at-Tirmidzi, hadis tersebut juga diriwayatkan oleh sahabat Amr bin Syuaib.

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ» رواه الترمذي.

Rasulullah SAW bersabda, “Doa terbaik adalah doa hari Arafah. Dan doa terbaik yang aku dan para nabi ucapkan adalah “Laa ilaaha illallah wahdahu la syarika lahu. Lahul Mulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syai’in qadir.” (H.R at-Tirmidzi)

Kedua, berpuasa.

Terkait tata cara puasa hari Arafah beserta niatnya, bisa dibaca pada tulisan sebelumnya. Yang ingin penulis jelaskan dalam hal ini adalah terkait keutamaan berpuasa sunnah hari Arafah. (Baca: Keutamaan Bulan Dzulhijjah dan Amalan yang Sunnah Dilakukan di Bulan Dzulhijjah)

Dalam riwayat Imam Muslim, bersumber dari sahabat Abu Qatadah dijelaskan bahwa Rasul pernah bersabda terkait keutamaan orang yang berpuasa di hari Arafah.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

Rasulullah SAW bersabda, “Pahala puasa di hari Arafah di sisi Allah adalah dihapusnya dosa setahun sebelumnya dan setahun setelahnya. Sedangkan pahala puasa Asyura di sisi Allah adalah dihapusnya dosa selama setahun sebelumnya.” (H.R Muslim)

Yang perlu diperjelas terkait dosa yang dimaksud dalam hadis di atas adalah dosa-dosa kecil, bukan dosa besar, yang salah satunya adalah syirik. Dosa syirik diperlukan taubat tersendiri dan harus dengan taubat yang bersungguh-sungguh.

Ketiga, bersedekah.

Dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Abbas yang tercantum dalam beberapa kitab hadis enam (kutub as-sittah), seperti Imam Ahmad, Tirmidzi, Abu Daud, dan Ibnu Majjah dijelaskan bahwa salah satu amalan yang utama dilakukan pada hari Arafah adalah sedekah.

Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa seorang yang keluar dari rumahnya dengan jiwanya atau hartanya adalah salah satu amal salih yang bisa dilakukan pada hari Arafah. Dalam hadis tersebut dijelaskan pada hari 10 pertama bulan Dzulhijjah. Sedangkan hari Arafah adalah bagian dari 10 hari tersebut.

« مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ».

Artinya, “Tidak ada hari-hari yang dicintai Allah untuk mengerjakan amal saleh kecuali hari-hari ini (10 hari pertama Dzulhijjah).” “Bahkan jihad fi sabilillah wahai Rasul?” tanya sahabat. “Iya, bahkan jihad fi sabilillah, kecuali seorang laki-laki yang keluar dari rumahnya dengan jiwa raganya dan hartanya dan tidak berharap semua balasan atas hal tersebut kembali kepadanya.”

Para ulama memaknai kalimat orang yang keluar dari rumahnya dengan hartanya sebagai sedekah. Oleh karena itu, mari perbanyak sedekah di hari Arafah.

Keempat, beribadah dan beramal saleh.

Kategori keempat ini tidak jauh beda dengan ketiga. Dalil atau argumentasinya juga sama. Para ulama memaknai hadis di atas sebagai anjuran juga untuk berbuat baik (amal saleh) dan beribadah sebanyak-banayaknya.

Kelima, mengumandangkan takbir.

Dalam sebuah riwayat Abdullah bin Umar diceritakan bahwa pada hari Arafah, Rasulullah SAW bersama para sahabat yang melaksanakan haji mengumandangkan takbir.

غَدَوْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مِنْ مِنًى إِلَى عَرَفَاتٍ مِنَّا الْمُلَبِّى وَمِنَّا الْمُكَبِّرُ

Saat kami berjalan pagi bersama Rasulullah SAW dari Mina menuju Arafah, ada sebagian dari kami yang bertalbiyah ada juga yang bertakbir.

Cerita Abdullah bin Umar di atas memang tidak secara langsung menyebutkan bahwa Rasul menganjurkan bertakbir. Namun, jika Rasulullah SAW diam saat para sahabat bertakbir atau bertalbiyah, maka itu juga bisa disebut hadis taqriri, diamnya Rasul menandakan persetujuannya.

Sebenarnya hadis di atas menggambarkan kondisi Rasulullah dan para sahabat yang sedang menjalankan ibadah haji, namun bagi kita yang tidak sedang melaksanakan haji tentu kita juga bisa mengamalkannya.

Demikianlah lima amalan utama saat Arafah. Semoga kita bisa melakukannya dengan berharap ridha Allah dan pahalanya. Amin. (AN)