
Semua orang pasti ingin bahagia. Bagi umat Islam, kebahagiaan yang ingin dicapai, tidak hanya bahagia di dunia, tetapi juga di akhirat. Masalahnya, bahagia itu bagi sebagian orang tidaklah mudah. Walaupun sudah banyak harta, pangkat tinggi, semua yang diinginkan bisa dicapai dengan mudah, tapi tetap saja hati selalu gelisah dan tak pernah bahagia. Karena itu, di dalam Islam diajarkan, bahagia tidak tergantung kepada materi atau manusia, tetapi tergantung kepada Allah SW. Kalau kita sering berinteraksi dengan Allah melalui amal ibadah yang kita lakukan, niscaya kebahagian itu akan medudah di dapat.
Prof. Quraish Shihab menjelaskan, ingatlah kepada Allah, niscaya hati akan menjadi tenang. Hal yang paling penting dilakukan untuk mencapai kebahagiaan adalah mentoleransi diri. Kalau tidak mentoleransi diri, pasti akan sangat sulit menemukan ketenangan. Apalagi kalau kita merenungi diri kita sendiri, pasti ada saja kekurangannya. Karena itu orang yang tidak mau menerima kekurangan dirinya, dia akan galau terus meneres.
“Toleranlah terhadap diri anda. Dalam konteks agama, digarisbawahi bahwa agama itu menghendaki kemudahan, bukan kesulitan. Dalam setiap kesulitan sekalipun, pasti ada kemudahan,” Ucap Prof. Quraish Shihab.
Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga menambahkan, Allah SWT maha kekal dan langgeng. Sebab itu, carilah ketenangan melalui-Nya. Kuncinya itu. Memang ada sementara orang yang mencari ketenangan melalui musik, meditasi, jalan-jalan, tapi itu semuanya sifatnya sementara dan temporer, tidak selamanya. Lebih baik kita langsung meminta ketenangan kepada Allah Yang Maha Baik.
Bagaimana cara mencari ketenangan dalam Islam? Salah satunya adalah denga perbanyak istighfar. Menurut Prof. Quraish Shihab, istighfar itu bisa disamakan dengan healing. Kebanyakan orang hanya tahu bahwa istighfar itu meminta ampun. Padahal maknanya lebih dari itu. Istighfar bisa diartikan juga dengan menutup dan menyembuhkan. Orang yang memohon kepada Allah, biasanya ada luka di dalam hatinya, sehingga dengan permohonan itu diharapkan Allah akan menyembuhkan dan mengobati luka itu.
Selain itu, istighfar juga bisa diartikan dengan menutup kekurangan kita. Dengan beristighfar, kita memohon supaya Allah menutupi kekurangan dan kesalahan kita, sehingga tidak ada manusia yang mengetahuinya.
Penulis Tafsir al-Misbah ini juga mengingatkan, kegalauan itu biasanya lahir dari nafsu. Kalau anda puas dengan hasil usaha yang maksimal anda akan menjadi tenang. Tapi kalau tidak, hati tidak akan puas. Perlu diingat, kadang manusia tidak pernah puas dengan apa yang sudah dicapainya. Karenanya, kita boleh berusaha maksimal, namun lakukan dengan cara yang halal dan ketika mendapati hasil yang baik bagikanlah sebahagian harta itu kepada orang lain.
“Berbagi itu jauh lebih nikmat, daripada memiliki,” Tambah Prof. Quraish Shihab.