Habis ini muda mudi yang berencana menikah mending prewed dengan konsep menanam pohon. Dikurang-kurangi lah konsep nunjuk awan, naik kuda, atau main api. Ya meskipun main api itu filosofinya bagus, yakni cinta yang membara. Tapi konsep menanam pohon itu punya makna yang mendalam, apalagi ada anjuran dari Nabi Muhammad saw. Anas bin Malik yang sudah meriwayatkan seperti berikut:
Rasulullah SAW bersabda, “Jika hari kiamat telah menjelang sementara di tangan kalian masih terdapat bibit tanaman, maka tanamlah bibit itu.” (Musnad Ahmad 12491)
Menanam pohon bukan hanya perkara “cuma” dan sepele, ia perkara penting bahkan penting banget. Perkara ini tentu karena pohon memiliki beribu manfaat. Dan tiap pohon kadang-kadang manfaatnya beda-beda. Ada pohon yang manfaat utamanya sebagai penyuplai oksigen terbaik, ada yang fungsinya sebagai sumber bahan cadangan makanan makhluk lain, ada juga yang fungsinya sebagai tempat hidup organisme lain, bahkan ada yang fungsinya memintal tanah agar tidak mudah longsor.
Jadi anjurannya jelas sekali, kita menanam pohon agar bumi lestari. Bahkan dipertegas dengan adanya narasi sampai hari kiamat menjelang. Artinya perbuatan menanam pohon memang perlu untuk terus dilakukan. Seperti para pemilik warung madura yang buka 24 jam, pas hari kiamat buka setengah hari. Menanam pohon juga demikian, harus terus dilakukan sampai kiamat sudah di depan mata kalau masih ada bibit di tangan.
*
Pohon berperan sangat vital pada bumi kita, seperti yang beberapa sudah saya sebutkan tadi, dan tulisan pendek ini tentu tidak sanggup untuk membicarakan semuanya. Kita coba bicarakan satu saja, yakni soal peran pohon dalam melakukan fotosintesis untuk mencukupi kebutuhan oksigen di muka bumi.
Melalui proses fotosintesis pohon mencukupi kebutuhan oksigen kita. Proses adalah dengan mengkonversi 6 molekul karbon dioksida (CO2) dengan 6 molekul air (H2O), dengan bantuan cahaya matahari, 12 molekul bahan baku akan diubah menjadi 1 molekul glukosa (C6H12O6) dan 6 molekul oksigen (O2).
Cahaya matahari dilibatkan dalam proses fotosintesis untuk membantu meningkatkan energi aktivasi perombakan molekul karbon dioksida dan air untuk mau bereaksi. Tanpa cahaya, perombakan tidak terjadi. Karena energi dari cahaya matahari akan membantu proses disosiasi atau pemotongan ikatan sehingga muaranya bisa membentuk molekul baru.
Selain itu, dalam reaksi fotosintesis, kita juga dapat melihat bawa komposisi karbon dioksida dan oksigen selalu sama, setara, dan seimbang. 6 molekul karbon dioksida sebagai bahan baku akan menghasilkan 6 molekul oksigen di penghujung reaksi. Lalu pertanyaannya kenapa saat ini karbon dioksida jadi momok lingkungan? Harusnya kan secara logika dari zaman nabi adam sampai besok kiamat komposisi 2 molekul ini setara?
*
Untuk menjawab kenapa terjadi ketidakseimbangan ini mari kita mulai dulu dari mana karbon dioksida muncul.
Karbon dioksida dihasilkan -tanpa perlu riset artikel macem-macem, dan hanya menggunakan common sense kita saja- dari proses ekskresi makhluk hidup dan pembakaran sempurna.
Karbon dioksida hasil ekskresi adalah hasil makhluk hidup bernafas, dan saya kira faktor ini tidak cukup signifikan. Tetapi kalau urusan pembakaran sempurna, mungkin akan berpengaruh signifikan. Lebih-lebih pasca revolusi industri pada beberapa abad lalu. Pembakaran yang dimaksud bisa berasal dari buangan mesin.
Nah sayangnya pembakaran di dunia ini tidak selalu sempurna. Pembakaran sempurna hanya akan menghasilkan karbondioksida dan air. Yang notabene hasil pembakaran sempurna adalah bahan baku fotosintesis, sehingga siklusnya akan kembali dan jumlah molekulnya akan dalam posisi yang seimbang. Tapi beda cerita ketika pembakarannya tidak sempurna, yang umumnya berasal dari bahan bakar batu bara.
Pembakaran tidak sempurna tidak menghasilkan karbon dioksida, melainkan karbon monoksida (CO), senyawa yang lebih sederhana tetapi lebih beresiko untuk kesehatan. Mesin-mesin tua yang efisiensinya mulai kopong juga sangat mungkin menghasilkan karbon monoksida. Itulah penyebab ketika kita melihat mesin-mesin tua, akan banyak sekali jelaga di mulut pembuangannya.
Secara umum pembakaran tidak sempurna akan memproduksi karbon monoksida, jelaga (karbon), air, dan karbon dioksida.
Konon pembakaran tidak sempurna disebabkan oleh jumlah oksigen yang tidak cukup banyak terlibat dalam reaksi. Namun selain jumlah oksigen, energi aktivasi untuk dekomposisi bahan bakar juga berpengaruh.
Saat energi dekomposisi tidak cukup kuat untuk merombak bahan bakar (misalnya seperti gas LPG atau gas metan), akibatnya tidak cukup banyak oksigen yang dapat didekomposisi. Karena sedikit oksigen yang tidak dapat didekomposisi muaranya adalah pembakarannya tidak sempurna.
Secara fisik proses pembakaran tidak sempurna paling mudah ditandai dengan munculnya jelaga. Itu juga yang menyebabkan kompor yang digunakan memasak dengan api orange dan merah akan membuat panci gosong.
Api orange dan merah tidak cukup panas dari pada api biru. Karena tidak cukup panas, kemampuan dekomposisinya tidak lebih baik dari api biru. Akhirnya mengakibatkan pembakaran tidak sempurna dan akhirnya malah memproduksi karbon monoksida
*
Fotosintesis tidak dapat merombak karbon monoksida. Sehingga saat proses pembakaran tidak sempurna berjalan masif, baik dari knalpot kendaraan, pembakaran hutan, penggunaan batubara, eksistensi karbon monoksida akan tetap ada di atmosfer.
Sementara resikonya saat karbon monoksida eksistensinya banyak di atmosfer, ia bisa mengganggu kehidupan makhluk hidup. Selain itu dia juga jelas-jelas menjadi gas efek rumah kaca yang tidak menguntungkan.
Karbon monoksida saat dalam tubuh memiliki efek negatif yang resikonya sampai membuat kematian.
Hal ini karena kemampuan karbon monoksida terikat dengan hemoglobin di sel darah merah lebih kuat dari pada oksigen. Akibatnya saat kita menghirup udara yang kadar karbon monoksidanya lebih pekat dari paka oksigen membuat tubuh kita penuh karbon monoksida.
Saat karbon monoksida di tubuh, apalagi dengan jumlah yang lebih banyak dari oksigen, ia akan dialirkan ke seluruh tubuh. Dan saya karbon monoksida terlalu banyak di otak, pemilih tubuhnya bisa mengalami pingsan.
*
Jadi ini memang ironi, saat kita tidak menanam pohon, eh malah ada yang menyalakan api dan membuat kebakaran di savana berhektar-hektar, yang tentu sangat mungkin sekali memproduksi karbon monoksida selama kebakaran itu.
Adapun pohon yang tersisa juga tidak dapat mengkonversi karbon monoksida secara natural. Masih perlu treatment-treatment khusus.
Sehingga emang udah bener, prewed itu menanam pohon saja, bukan menyalakan api. Ya meskipun tidak mencerminkan simbol membaranya cinta, setidaknya bisa dimaknai dengan tumbuhnya cinta. MasyaAllah.
Wallahu A’lam.