Program prioritas Presiden Prabowo Subianto yaitu Makan Bergizi Gratis resmi diluncurkan pada tanggal 6 Januari 2025. Beberapa anak mengeluhkan menu makanan yang tidak sesuai selera mereka, dari mulai daging ayam yang terlalu keras, hingga anak-anak yang kurang suka sayuran.
Krisna misalnya, siswa Sekolah Dasar (SD) Angkasa 5 Jakarta Timur mengaku tidak bisa menghabiskan daging ayam yang menjadi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolahnya. Siswa kelas 3 ini berhasil menghabiskan seluruh menu yang ia terima kecuali daging ayam. Menurutnya, kulit dan daging ayamnya terlalu aneh rasanya dan alot, sehingga ia tak bisa menghabiskan.
“Soalnya rasanya terlalu aneh, ini (ayamnya keras),” jawab Krisna saat ditanya jurnalis CNN Indonesia alasan tidak menghabiskan ayamnya.
Masih di sekolah yang sama, Amora siswi kelas 3 mengaku bahwa sayur yang diberikan terasa eneg, sehingga ia tidak suka dan tak bisa menghabiskan.
Dalam video lain yang dibagikan oleh akun X @paltiwest2024, seorang siswa SD malah tidak menyentuh makanan yang ia terima. Sementara teman-temannya sedang makan, ia hanya sibuk mengamati makanan yang ada di depannya. Saat ditanya kenapa tidak makan, siswa laki-laki itu hanya menggeleng kepala.
“Kangkung,” jawabnya saat ditanya sayur apa yang disukai. Di piring makan siswa itu terlihat makanan yang masih utuh, dari mulai tempe, nasi, dan sayur, sementara lauk tahunya terjatuh. Belum diketahui video itu diambil di sekolah dan daerah mana.
Menu Makan Bergizi Gratis Hari Pertama
Dari beberapa titik pelaksanaan Makan Bergizi Gratis terlihat bahwa ada beberapa menu yang disajikan, mulai dari tempe, tahu, sayur dan nasi. Beberapa daerah menggunakan ayam dan telor sebagai proteinnya. Hanya saja salah satu menu yang sering disebut saat kampanye presiden 2024 lalu malah tidak terlihat, yaitu susu.
Terkait menu susu yang tidak diikutkan pada menu MBG hari pertama ini Dede Prayudi, juru bicara kepresidenan mengaku bahwa tidak ada standar baku untuk menu MBG, yang ada adalah standar gizinya. Menurutnya, setiap daerah memiliki kekhasan dan disesuaikan juga dengan karakter daerah.
“Misalnya, ada pemenuhan protein. Bisa saja hari ini tadi menunya adalah dada ayam dengan tahu. Bisa saja besok lusa dengan susu. Jadi sekali lagi, tidak ada standar menu. Yang ada adalah standar gizi,” katanya seusai ikut meninjau pelaksanaan MBG di Palmerah, Jakarta Barat pada Senin (6/1/2024) dikutip dari Bisnis.com.
(AN)