Israel dan Palestina membuka peluang untuk bertukar tahanan karena mencegah wabah COVID 19. Wabah ini telah melanda kedua negara tersebut dengan rincian; Israel 7.030 kasus dan dengan 39 kematian di Israel. Sedangkan di Palestina yang diduduki oleh Israel tersebut terdapat 171 kasus dengan satu kasus kematian dan terjadi di Tepi Barat.
Kepala organisasi Hamas, Yahya Sinwar membenarkan kemungkinan adanya pertukaran tahanan dengan Israel. Addameer, sebuah Organisasi Hak asasi Manusia yang bekerja di isu itu menyebutkan bahwa ada sekitar 5.000 warga Palestina saat ini ditahan di lebih dari 20 kamp tahanan Israel.
Kedua belah pihak juga telah bertukar pernyataan media guna meningkatkan prospek “peluang” pembebasan antar tahanan inim maupun pertukaran beberapa tahanan Palestina dengan imbalan bakal dikembalikan beberapa tahanan Israel yang berada di Palestina.
“Pendudukan Israel seharusnya melakukan tindakan kemanusiaan yang lebih besar dari sekadar proses pertukaran belaka. Yakni dengan usaha membebaskan tahanan Palestina yang sakit, juga perempuan. Dan ada kemungkinan, nantinya–jika kesepatan benar-benar terjadi–kami bakal menawarkan kembali sebagian (tahananan Israel sebagai alat tukar),” tutur Sinwar dikutip dari middleastye
Meski begitu, ia menolak menjelaskan secara rinci apa yang dimaksud seperti Pada hari Kamis lalu, Layanan Penjara Israel juga menyebutkan, penjara mereka mengalami kelebihan kapasitas di dalam penjara. Apalagi terindikasi ada tahanan yang terkena Covid-19 dan menambah pelik situasi.
Sementara itu Menteri Pertahanan Israel, Naftali Bennett awal pekan ini menyebutkan akan memasukkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza yang telah diblokade selama 13 tahun dengan syarat, yaitu menyerahkan jasad dua tentara Israel.
“Saat ini ada pembicaraan tentang dunia kemanusiaan di Gaza – Israel juga memiliki kebutuhan kemanusiaan, yang terutama pemulihan selepas konflik yang berlarut-larut–di tengah pandemi,” kata Bennett.