Catatan Untuk Pendakwah Salafi: Baca Sayyidina dalam Shalat Bukan Bid’ah

Catatan Untuk Pendakwah Salafi: Baca Sayyidina dalam Shalat Bukan Bid’ah

Catatan Untuk Pendakwah Salafi: Baca Sayyidina dalam Shalat Bukan Bid’ah
Ilustrasi tasyahud atau tahiyat dalam shalat (Freepik)

Rasulullah sangat mencintai umatnya yang selalu bershalawat kepadanya. Shalawat dianjurkan melafalkannya kapanpun dan di dalam shalat hukum membaca shalawat diwajibkan. Shalawat dibaca saat tasyahud. Lafal shalawat yang diajarkan Nabi Muhammad SAW tidak disertai dengan tambahan kata “sayyidina”. Tapi karena besarnya penghormatan terhadap Nabi, para ulama menganjurkan untuk menambahkan kata “sayyidina” dalam shalawat. Apakah Penambahan kata “sayyidina” dalam shalawat ini termasuk bid’ah?

Ulama Syafiiyah seperti Ibnu Hajar Al-Haitami mengatakan bahwa menambah kalimat “sayyidina” di depan nama Nabi Muhammad SAW ketika membaca shalawat dalam tasyahud adalah sunah dan sangat dianjurkan. Menambah kalimat “sayyidina” didepan nama Nabi Muhammad Saw. merupakan bentuk penghormatan kepada beliau. Dalam kitab Hasyiah Al-Bajuri, Syaikh Ibrahim Albajuri mengatakan;

الأوْلَى ذِكْرُالسَّيِّادَةِ لِأنَّ اْلأَفْضَلَ سُلُوْكُ اْلأَدَ بِ

 “Yang lebih utama adalah mengucapkan “sayyidina” (sebelum nama Nabi Saw), karena yang lebih utama adalah bersopan santun (kepada beliau).”

Selain karena untuk menghormati dan sopan santun, Allah sendiri melarang kepada umat Muhammad, khususnya sahabat Nabi Saw., memanggil nama Nabi Saw. dengan nama aslinya atau Muhammad saja tanpa ada penghormatan dengan didahului dengan sebutan “Nabi, Rasulullah, atau Sayyid”. Dalam Alquran surah An-Nur ayat 63, Allah berfirman;

لَا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا

“Janganlah kalian jadikan panggilan Rasul di antara kalian seperti panggilan sebagian di antara kalian kepada yang lain.”

Oleh karena itu, para ulama baik dari kalangan mazhab Syafii, Hambali, Hanafi, dan Maliki menganjurkan untuk menambahkan lafadz “sayyidina” didepan nama Nabi Muhammad SAW, baik dalam shalat ketika membaca shalawat dalam tasyahud atau di luar salat.

Dalam kitab Tuhfatul Muhtaj, Syaikh Ibnu Hajar Al-Haitami mengatakan bahwa lebih baik mengucapkan “sayyidina” ketika membaca shalawat dalam tasyahud.

وَالْأَفْضَلُ الْإِتْيَانُ بِلَفْظِ السِّيَادَةِ كَمَا قَالَهُ ابْنُ ظَهِيرَةَ وَصَرَّحَ بِهِ جَمْعٌ

“Yang lebih utama adalah membaca “sayyidina” seperti yang disampaikan oleh Ibnu Dzahirah dan dijelaskan oleh sekelompok ulama.”

Selengkapnya, klik di sini