Terdapat beberapa ayat al-Quran yang menjelaskan, tidak ada suatupun di dunia ini yang diciptakan Allah SWT tanpa berpasangan. Seperti Allah SWT menciptkan langit lalu Allah SWT menciptakan bumi, Allah SWT menciptakan daratan juga kemudian menciptakan lautan. Begitupula dengan manusia, setelah Allah SWT menciptakan Adam kemudian Dia menciptakan Hawa sebagai pasangan hidupnya. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan kebesaran-Nya dan menjaga keseimbangan alam semesta.
Mengenai pasangan hidup. Seseorang telah diciptakan Allah SWT beserta dengan jodoh atau pasangannya, lihat [QS. An Nisaa (4):1]. Hanya saja Allah SWT merahasiakannya dan ditakdirkan untuk mereka yang mau menjemput jodohnya. Pasangan hidup seseorang merupakan rahasia yang akan dipertemukan-Nya pada saat yang Dia kehendaki. Hal ini terkadang menyebabkan seseorang dengan penuh penasaran bertanya-tanya, akan seperti apakah pasangan hidupnya kelak? Apakah dia orang yang baik, jahat, penyayang, penyabar, pemarah dan seterusnya.
Untuk menjawab pertanyaan ini, sejatinya Allah SWT sudah menguraikannya di dalam al-Quran. Sebagaimana firmannya di dalam surah An-Nur ayat 26.
اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ
”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).
Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa fitnah yang ditujukan kepada bunda Aisyah, Istri Nabi. Tatkala itu dia menghadapi tuduhan dari orang-orang Yahudi dan munafik bahwa beliau telah berbuat maksiat dengan Sofwan bin Muattha, ketika dalam perjalanan menuju Madinah usai melakukan ekspedisi penaklukan Bani Musthaliq.
Lalu turunlah ayat tersebut untuk membantah tuduhan itu dan meyakinkan Rasulullah SAW beserta orang-orang yang ada di sekitarnya, bahwa yang demikian itu adalah fitnah yang keji terhadap istri nabi, karena nabi orang yang baik maka tentu istrinya juga dari orang yang baik pula yaitu bunda Aisyah.
Ayat tersebut meskipun diturunkan secara khusus, namun ulama memahaminya secara umum, ia berlaku kepada siapa saja, tidak hanya kepada bunda Aisyah dan Shofwan. Ayat di atas juga dapat dipahami, Allah SWT memberikan gambaran kepada seseorang bagaimana ciri-ciri pasangan hidupnya dikemudian hari.
ulama mengatakan الجزاء من جنس العمل “balasan seseorang tergantung pada perbuatannya”. apapun yang dilakukan seseorang pada hari ini, begitu pula yang akan di dapatkan di kemudian hari. Dalam hal ini, Bila ada seseorang yang menjaga diri dari maksiat, maka pasangan hidupnya nanti juga demikian yaitu orang yang menjaga diri dari maksiat, bila seseorang tergolong orang yang baik, maka nantinya dia juga akan dipertemukan dengan orang yang baik pula.
Begitupun sebaliknya, bila seseorang sering melakukan perbuatan keji maka pasangannya nantipun pada umumnya juga demikian yaitu dia yang suka bergelut dengan kekejian. Bila seseorang tidak baik, baik pada perkataan ataupun perbuatannya, maka begitu pula pasangan hidupnya yaitu orang yang tidak baik pada perkataan dan perbuatannya, hal tersebut sebagaimana mana telah dijalaskan oleh al-Syaukani dalam tafsirnya Fath al-Qadir.
Dalam sebuah hadis juga disebutkan عفّوا تُعف نساءكم “jagalah diri kalian maka istri-istri kalian juga akan menjaga dirinya untuk kalian”. Artinya kalau seseorang ingin mendapatkan pasangan hidup yang menjaga dirinya, baik akhlaknya, pemalu, cerdas, maka dia juga harus demikian. Kalau seorang lelaki ingin mendapatkan cewe yang ideal, dia juga harus mempersiapkan diri untuk menjadi lelaki yang ideal pula.
Memang ada pengecualian, terkadang ada orang baik sholeh tapi pasangannya tidak, ini hanya pengecualian namun pada umumnya yang terjadi justru yang baik bertemu yang baik yang tidak baik bertemu dengan yang tidak baik. Atau yang baik ketemu dengan yang tidak baik lalu kemudian menjadi ujian bagi pasangannya untuk memperbaiki orang tersebut dan akahirnya menjadi baik. Intinya perbaiki diri kita kalau ingin mendapatkan pasangan yang terbaik karena pada dasarnya pendamping hidup seseorang itu adalah cerminan dari pada dirinya sendiri.