Selain mengerjakan puasa di siang hari, kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di malam hari, karena pada bulan Ramadhan ada malam terbaik dari seribu malam, namanya lailatul qadar. Tidak ada yang tahu kepastian lailatul qadar. Kedatangannya dirahasikan. Nabi Muhammad sendiri tidak tahu kapan terjadinya. Dari beberapa penjelasan ulama, ada yang mengatakan, lailatul qadar ada di sepuluh terakhir Ramadhan, sebab itu Rasulullah meningkatkan dan memperbanyak ibadah di sepuluh terakhir Ramadhan.
Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah terkait lailatul qadar, Aisyah berkata, “Wahai Rasulullah, andaikan aku tahu (waktu) lailatul qadar, apa yang baik aku baca pada malam itu? Rasul berkata, “Ucapkanlah alluhumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni”. (HR: Al-Tirmdizi, Ibnu Majah, dan lain-lain)
Merujuk hadis ini dianjurkan untuk memperbanyak baca doa yang diajarkan Rasulullah kepada Aisyah pada setiap malam Ramadhan. Doanya:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Allahumma Innaka ‘Afuwwun Tuhibbul ‘Afwa Fa’fu ‘Anni
“Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku”
Selain memperbanyak baca doa di atas, Imam al-Nawawi dalam al-Adzkar juga menganjurkan membaca al-Qur’an dan dzikir sebanyak-banyaknya. Karena tidak ada yang tahu kapan waktu pastinya lailatul qadar, bacalah doa di atas setiap hari, istiqamahkan baca al-Qur’an, dan dzikir selama bulan Ramadhan, terutama di sepuluh akhir Ramadhan, sebagaimana dicontohkan Rasulullah.