Shalat dhuha adalah shalat sunnah yang memiliki banyak manfaat dan keutamaan, di antaranya sebagai berikut:
Pertama, mententramkan batin dan pelebur dosa
Apabila kita sedang ditimpa masalah ataupun problem dalam hidup, seperti masalah keluarga, perekonomian dan lain sebagainya, maka adukan setiap permasalahan yang kita alami hanya kepada Allah. Karena Allah akan membantu atau membukakan jalan agar kita bisa menyelesaikan masalah-masalah yang sedang kita rasakan.
Salah satu cara yang bisa kita lakukan yaitu dengan melaksanakan shalat dhuha secara istiqamah. Pada saat kita melaksanakan shalat dhuha adukan setiap keluh kesah terhadap Allah.
selain itu, shalat dhuha juga bisa menjadikan dileburkannya dosa-dosa yang telah kita lakukan. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi.
Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa Allah akan dosa-dosa yang kita lakukan, walaupun dosa tersebut seluas lautan. Kita juga perlu melakukan usaha agar Allah mengampuni dosa-dosa kita, yaitu dengan niat untuk tidak melakukan dosa-dosa tersebut di lain waktu.
Kedua, Allah akan melipat gandakan pahala shalat dhuha
Allah Swt tidak akan menyia-nyiakan suatu amalan kebaikan yang telah dilakukan oleh hamba-Nya, baik secara terang-terangan maupun dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Ibadah yang dilakukan secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang lain akan terasa lebih tenang, karena hanya Allah yang bisa menyaksikannya. Namun, ibadah yang dilakukan secara terang-terangan juga memiliki sisi positif, yakni agar orang yang melihatnya dan bisa termotivasi serta ikut bersama menjalankan ibadah tersebut.
Shalat dhuha merupakan salah satu amalan yang akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Pahala tersebut bisa diberikan secara langsung di dunia, misalnya Allah akan melapangkan rezekinya, diberikannya kesehatan, atau ditentramkan batinnya. Saat di akhirat kelak orang-orang tersebut juga akan mendapat kegembiraan, karena Allah telah menyiapkan sebuah rumah di surga bagi orang-orang yang selalu mengerjakan shalat dhuha secara istiqamah ketika berada di dunianya.
Ketiga, sebagai salat satu sebab dibukanya pintu rejeki
Dalam doa shalat dhuha terdapat kalimat, Allahumma Innkaana Rizqii Fissamaa-I Fa Annzilhu, Wa Inkaana Fil Ardhi Fa-Akhrijhu, Wa Innkaana Mu’sironn Fayassirhu, Wainnkaana Haroomann Fa Thohhirhu, Wa Inkaana Ba’idan Fa Qoribhu.
Intisari dari kalimat tersebut adalah jika rezeki yang akan kita terima masih berada di langit, terpendam di bumi, sulit untuk di dapatkan, masih berupa rezeki yang haram, ataupun rezeki yang akan kita terima masih berada di tempat yang jauh, maka diminta kepada Allah agar segera menurunkan rezeki tersebut, mendekatkan dan memberikan rezeki yang halal.
Memanjatkan doa tersebut sebaiknya dimulai dengan kalimat-kalimat pujian terhadap Allah SWT agar Ia memperkenankan doa kita, serta disertai dengan hati yang ikhlas karena Allah.
Berdo’a saja tanpa adanya usaha didalamnya adalah sesuatu yang tidak dibenarkan, jika kita menginginkan sesuatu, terlebih agar dilapangkan rezeki, perlu adanya usaha yang keras untuk medapatkan rezeki tersebut, dan setelah berusaha kita dianjurkan untuk berdoa kepada Allah, setelah itu kita pasrahkan semua usaha dan hanya kepada Allah. Besar kecilnya hasil yang kita dapatkan, harus kita syukuri.
Keempat, shadaqah terhadap persendian
Tubuh kita memiliki banyak sekali persendian, dengan adanya persendian tersebut, tubuh kita bisa dengan leluasa bergerak. Saat persendian kita tidak bisa digunakan atau mengalami rapuh, sebagian anggota tubuh kita akan mengalami rasa sakit.
Shalat dhuha selain bisa mententramkan batin bagi orang yang mengerjakannya, juga bisa menyehatkan persendian di dalam tubuh kita. Shalat dhuha yang dilakukan dengan istiqamah serta atas dasar ikhlas semata-mata hanya untuk mencari ridha dari Allah, dengan izin Allah SWT orang tersebut akan mendapatkan pahala bersedakah. Yaitu bersedekah kepada persendian yang berada dalam tubuh kita.
Hal itu sesuai dengan penjelasan sabda Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa setiap kalimat tasbih yang terucap pada saat melaksanakan shalat dhuha bernilai sedekah, kalimat tahmid bernilai sedekah, setiap kalimat tahlil bernilai sedekah, pun demikian dengan kalimat takbir yang terucap merupakan sedekah bagi persendiaan kita.
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak dua raka’at.”
Wallahu A’lam.