Ini cerita dari Sahabat Nabi, seorang sahabat yang pincang. Dalam beberapa referensi buku maupun kitab-kitab kuning, banyak ditulis kisah unik sahabat-sahabat Rasulullah Saw, termasuk nama Amr bin Jamuh, sahabat yang berkaki pincang namun ngebet dan percaya diri ikut berperang.
Berlangsungnya perang Uhud tinggal menghitung hari. Seorang sahabat bernama Amr bin Jamuh datang menemui Rasulullah Saw.
“Ya Rasulullah, saya ingin ikut berperang” kata Amr bin Jamuh yang datang dengan kaki pincang
“Tidak usah, dua anakmu yang gagah-gagah saja suruh ikut berperang, kamu tidak wajib ikut!” kata Rasulullah Saw
“Tapi saya tetap pengen ikut dalam peperangan, siapa tau kalau duel satu lawan satu, saya bisa membungkam musuh,” sanggah Amr bin Jamuh dengan semangat dan tekad yang kuat
Keadaanlah yang tidak mewajibkan keterlibatanmu dalam peperangan, suruh saja dua anak laki-laki mu yang sudah remaja dan gagah-gagah itu, seperti kata Allah SWT dalam surat Al-Fath ayat 16 yang artinya “Tidak ada dosa atas orang-orang buta, atas orang-orang pincang dan atas orang-orang sakit (apabila tidak ikut berperang),” tambah Rasulullah dengan nada meyakinkan
“Tapi saya punya motivasi tersendiri ya Rasulullah!”
“Motivasi apa?” tanya Rasulullah Saw
“Biar surga tahu rasanya diinjak-injak orang pincang kayak saya,” jawab Amr bin Jamuh dengan yakin dan percaya diri
Rasulullah Saw tertawa agak lama mendengar jawaban Amr bin Jamuh. Dengan sangat percaya diri salah satu sahabatnya siap berkorban meskipun demikian keadaannya.
Perang pun dimulai. Amr bin Jamuh berangkat menuju gelanggang pertempuran di gunung Uhud. Panglima perang kafir Quraisy yang dikomandani Khalid bin Walid beberapa kali memporak-porandakan barisan pasukan muslim, termasuk barisan yang didalamnya ada Amr bin Jamuh.
Setelah pertempuran selesai. Rasulullah Saw mendapat kabar bahwa Amr bin Jamuh termasuk dalam daftar sahabat yang syahid dalam peperangan. Sekilas, Rasulullah Saw ingat jawaban Amr bin Jamuh ketika ditanya motivasinya ikut dalam peperangan ini, ia mengangkat tangan seraya mendoakan Amr bin Jamuh beserta seluruh pasukan muslim yang gugur.
Kisah ini terdapat dalam kitab Hilyatul Auliya’ karangan Abu Nu’aim Al-Ashfahani , juga diulas dalam ngaji rutin kitab Nashoihul Ibad majlis ta’lim KH Baha’uddin Nursalim (Gus Baha’).