Berkenalan dengan Mesaharati, Tradisi Panggilan Sahur Khas Timur Tengah

Berkenalan dengan Mesaharati, Tradisi Panggilan Sahur Khas Timur Tengah

Mesaharati adalah tradisi membangunkan sahur yang ada di timur tengah, apa bedanya dengan negara kita?

Berkenalan dengan Mesaharati, Tradisi Panggilan Sahur  Khas Timur Tengah

Di Timur Tengah ada tradisi unik membangunkan sahur namanya mesaharti. Tradisi ini telah berlangsung semenjak dinasti Abbasyiyah beberapa abad lalu. Mesaharati  adalah tradisi panggilan sahur khas Timur Tengah yang umurnya berabad-abad.

Pada masa lalu Maseharati adalah adalah sebuah pekerjaan. Seorang maseharati akan membawa ‘Al Tabbeil’ atau drum dengan memanggil nama keluarga masing-masing ketika dirinya lewat. Mereka tidak menuntut pembayaran, tetapi orang biasanya akan diberi hadiah di akhir Ramadhan.

Maseharati sangat dikenal di Timur Tengah seperti Mesir, Yaman hingga Arab Saudi. Seorang ,esaharati akan tampil mengenakan kostum tradisional yang saat ini bersaing dengan  kemajuan dalam teknologi.

Mesaharati menggunakan berbagai metode untuk membangunkan orang. Mereka menyanyikan lagu-lagu tradisional seperti Ya Ebadallah, wahhidullah, eshi ya nayem, wahhid Al-Razzaq. Disebutkan bahwa Mesaharati mengadopsi berbagai metode untuk memanggil orang untuk sahur, telah menjadi ikon Ramadhan di banyak negara Arab selama berabad-abad.

Dalam Sejarahnya disebutkan bahwa pekerjaan mesaharati pertama kali muncul pada masa khalifah Abbasiyah tepatnya saat diperkenalkan oleh gubernur Mesir Otbat Bin Ishaq. Disebutkan dalam catatan sejarah seorang Maseharaty berada di jalanan Kairo untuk mengingatkan masyarakat tentang waktu sahur di tahun 238 Hijriyah.

Di seluruh dunia Islam, mesaharati telah mengambil bentuk yang berbeda selama bertahun-tahun. Di Oman seorang maseharati menabuh genderang untuk membangunkan orang-orang, di Kuwait para mesaharati berbaris di jalan-jalan ditemani oleh anak-anak yang membacakan doa. Di Yaman, orang-orang mengetuk pintu orang dengan tongkat dan menyuruh mereka bangun.

Di Sudan, seorang anak menemani mesaharati, membawa lentera atau kipas angin. Dia akan memiliki sebuah buku dengan nama penduduk dan akan mengetuk pintu dengan tongkatnya, memanggil nama kepala keluarga dan memberitahunya dengan mengiakan “Ya Ebadallah, Wahhiduddayem, Ramadhan kareem.”

Di Lebanon, Suriah dan Palestina, mesaharati menggunakan peluit untuk mengingatkan umat tentang waktu sahur. Sebelum Ramadhan, dia akan mengunjungi rumah-rumah untuk mendaftarkan nama-nama penghuni dan menulis di pintu nama-nama anggota keluarga serta memanggil nama mereka pada saat sahur. Mesaharati  adalah tradisi panggilan sahur khas Timur Tengah yang umurnya berabad-abad dan saat ini dihdupkan kembali (Dari berbagai sumber)